Berita / Sumatera /
Jaringan Irigasi Dibangun, tapi Pemilik Sawah Banyak Beralih ke Sawit
Proyek jaringan irigasi di Osaka menghabiskan dana puluhan milyar tapi tidak selesai. foto: Yahya
Pasir Pangaraian, elaeis.co - Kabupaten Rokan Hulu (rohul) menjadi salah satu wilayah yang mendapatkan anggaran besar untuk pembangunan jaringan irigasi sekunder dan tersier di Provinsi Riau. Tidak tanggung-tanggung, anggaran yang dikucurkan APBN untuk proyek saluran irigasi yang bertujuan mengairi sawah di kawasan Okak, Samo, dan Kaiti (osaka) hampir Rp 34 milyar.
Sayangnya, menurut Ketua Komisi I DPRD Rohul, Budi Darman, program pemerintah pusat tersebut seperti tidak disambut baik oleh Pemkab Rokan Hulu. Sebab, masyarakat sudah lebih banyak mengalihfungsikan lahan persawahannya menjadi perkebunan kelapa sawit. Menurutnya, mestinya pemkab Rohul menyinkronkan program dengan pemerintah pusat sehingga proyek itu tidak terkesan mubazir.
"Sederhana saja, jika selama ini pemkab melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi kebun sawit, tentu sawah di Rohul masih cukup luas. Jika irigasi itu dimanfaatkan maksimal untuk persawahan, tentu swasembada pangan kita akan kuat," katanya kepada elaeis.co, Kamis (9/2).
Menurutnya, Dinas Pertanian Kabupaten Rohul mestinya gencar melakukan sosialisasi dan menyiapkan bantuan kepada petani padi. "Supaya saluran irigasi itu termanfaatkan dengan baik, Dinas Pertanian harus hadir di depan. Jangan sampai irigasi dibangun, tapi lahan persawahan kadung habis jadi kebun sawit," kritiknya.
Pemkab Rohul tidak bisa hanya menerima bangunan saja tapi tidak menyusun program untuk mendukung proyek yang dibuat pemerintah pusat.
"Masyarakat sebenarnya sudah malas untuk bersawah. Kenapa? Karena ketidak seriusan pemerintah daerah, tadi hadir di tengah petani," ujarnya.
Dijelaskannya, para petani sawah di Rohul selama ini tidak merasakan dukungan dan bantuan dari pemda seperti penyediaan benih, pupuk, dan lain-lain.
"Inilah yang membuat para petani Osaka malas mengerjakan sawah, mereka memutuskan untuk beralih berkebun sawit. Maka, secara langsung pembangunan irigasi besar-besaran itu percuma saja jika lahan persawahan habis diganti dengan sawit. Yang mau diairi itu apa?" ucap politisi NasDem itu.
"Bukankah pembangunan saluran irigasi itu untuk membantu Pemkab Rohul meningkatkan ketahanan pangan? Lalu kenapa tidak disambut baik? Kita bukannya mau menyalahkan, namun perlu kerja sama antar intasi terkait mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat," tambahnya.







Komentar Via Facebook :