https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Jalan Rusak Karena Truk Sawit, Cik Ujang Kesal Jadi Sasaran Kritik

Jalan Rusak Karena Truk Sawit, Cik Ujang Kesal Jadi Sasaran Kritik

Bupati Lahat, Cik Ujang, meninjau jalan di kawasan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kikim Area. Perusahaan tak mau bekerja sama membangun jalan tersebut. foto: Dok. Pemkab Lahat


Lahat, elaeis.co - Belum lama ini ramai diberitakan media lokal salah satu ruas jalan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah setempat.

Akses tersebut ramai dilewati oleh masyarakat untuk beraktifitas baik ke kantor, sekolah, ataupun membawa hasil panen.

Jadi sasaran kritik, Bupati Lahat Cik Ujang, merasa geram. Dia mengakui memang ada beberapa titik tertentu yang akses jalannya tidak diperbaiki Pemkab Lahat. "Karena ruas itu berkaitan dengan akses perusahaan yang bergerak di sektor kelapa sawit," jelasnya melalui pernyataan resminya, kemarin.

Dia merinci, jalan yang tidak diperbaiki itu berada di Satuan Pemukiman (SP) yang mayoritas dilewati oleh kendaraan berat milik perusahaan sawit. "Kalau pun diperbaiki, kendaraan mereka merusaknya," sesalnya.

"Sudah sering dipanggil untuk duduk bersama mencari win-win solution. Tapi kalau Pemkab Lahat mengajak bekerja sama memperbaikinya, perusahaan sawit enggan," tambahnya.

Menurutnya, Pemkab Lahat tidak pernah memaksakan berapa panjang jalan yang harus diperbaiki perusahaan. "Kami membuka diri, yang penting perusahaan ikut berpartisipasi membantu memperbaiki akses jalan. Mau membantu 10 kilometer, tak apa apa asalkan mau sama-sama memperbaikinya," tukasnya.

"Sayangnya sampai beberapa kali dipanggil, sama sekali tidak diindahkan. Padahal kita minta bantu khususnya akses menuju desa yang berada di sekitar perusahan saja. Kami juga tidak lepas tangan, kami perbaiki dan dibangun 3 kilometer sebab itu merupakan jalan kabupaten," tambahnya.

Dia menambahkan, jalan yang masuk wilayah perusahaan ada yang diperbaiki oleh pemerintah dan ada yang tidak. Menurutnya, percuma saja dicor beton atau diaspal karena dalam waktu dekat pasti akan kembali rusak.

"Kalau perusahaan mau bekerja sama, tonase dari sawit yang dibawa truk maksimal 10 ton. Kalau di bawah itu malah lebih baik, agar jalan terawat dan tidak mudah hancur," paparnya.

Namun dia menegaskan bahwa jalan yang tidak diperbaiki itu bukanlah akses jalan masyarakat yang selaku dilintasi setiap hari. "Warga lebih memilih jalan alternatif yang lebih baik dan bagus sehingga aktivitas lancar dan roda perekonomian serta pemerintahan tidak terganggu," sebutnya.

Agar tidak mengganggu fasilitas umum, dia meminta perusahaan sawit membuat jalur sendiri untuk kendaraan operasionalnya. "Kalau mau lewat jalan bagus, buat sendiri jalannya, dan perbaiki sendiri," tandasnya.

Di daerah itu sudah ada perusahaan yang membangun akses jalan sendiri khusus untuk jalur mengangkut sawit. Meski begitu, masyarakat tetap boleh melewatinya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :