https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Jadi Silent Killer, 10 Gulma ini Bisa Bikin Panen Sawit Anjlok Separuh

Jadi Silent Killer, 10 Gulma ini Bisa Bikin Panen Sawit Anjlok Separuh

Gulma yang tumbuh di sela tanaman sawit bisa menjadi ancaman yang menurunkan produksi hingga setengah. Foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Di tengah rimbunnya kebun sawit dengan barisan pohon yang tertata rapi terdapat ancaman tersembunyi yang sering diabaikan. Sebutannya gulma.

Meski sepele, gulma ternyata bisa memangkas hasil panen hingga 50 persen jika tidak ditangani dengan tepat. Tidak hanya berebut nutrisi, gulma juga dapat merusak sistem akar dan memicu penyakit pada tanaman utama.

Menurut penelitian dari Universitas Prima Indonesia, gulma berdaun lebar seperti Mikania micrantha (sembung rambat) dan Chromolaena odorata (gulma siam) sangat merugikan. Tumbuhnya merambat, menutupi piringan tanaman kelapa sawit, menghambat fotosintesis, dan membuat tanaman kesulitan berkembang. Bahkan Chromolaena odorata mampu beregenerasi dengan cepat, menguasai lahan perkebunan dalam waktu singkat.

Selain itu, gulma rerumputan seperti Imperata cylindrica (alang-alang) dan Paspalum conjugatum (rumput kipahit) juga mengganggu pertumbuhan. Gulma ini bersaing dengan tanaman sawit dalam menyerap unsur hara dan air sehingga tanaman menjadi lemah, pertumbuhan melambat, dan jumlah tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan menurun drastis. 

Sedangkan Cynodon dactylon atau rumput tegar, walau tidak menurunkan produksi secara langsung, dapat menghambat penyerapan pupuk jika dibiarkan menutupi area tanaman.

Tak kalah berbahaya, gulma teki-tekian seperti Cyperus rotundus (rumput teki) dan Fimbristylis miliacea (babawangan) yang memiliki akar kuat dan bisa memproduksi senyawa alelopati yang menghambat pertumbuhan bibit sawit baru. Gulma teki-tekian ini bisa mengurangi pasokan air dan nutrisi, sehingga tanaman lebih rentan terhadap penyakit dan produksi buah pun menurun.

Lantas, bagaimana cara menanggulangi ‘silent killer’ ini agar produktivitas sawit tetap maksimal? Para ahli dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menekankan pentingnya pengendalian gulma terpadu yang dilakukan secara konsisten dan menyeluruh. Salah satunya dengan melakukan sanitasi lahan rutin, baik secara manual maupun menggunakan alat mekanis, untuk mencegah penyebaran biji dan rimpang gulma ke seluruh kebun. 

Selain itu, pemangkasan gulma secara berkala sangat penting agar gulma berdaun lebar maupun rerumputan tidak menutupi piringan tanaman, sehingga proses fotosintesis tanaman sawit tetap optimal.

Penggunaan herbisida juga dianjurkan, namun harus selektif sesuai jenis gulma dan diterapkan dengan tepat, agar tanaman utama tidak terpengaruh. Di sisi lain, peningkatan bahan organik tanah menjadi kunci agar tanaman sawit tetap sehat dan kuat menghadapi persaingan gulma, karena gulma cenderung mengambil nutrisi dari tanah yang miskin bahan organik. Menambahkan kompos atau pupuk organik membantu menjaga kesuburan tanah sekaligus mendukung pertumbuhan tanaman.

Selain itu, pemberdayaan musuh alami gulma bisa menjadi strategi efektif. Beberapa jenis gulma berdaun lebar dapat dikendalikan dengan teknik mulsa biologis atau pemanfaatan tanaman penutup yang bersaing secara sehat tanpa merugikan kelapa sawit.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :