Berita / Kalimantan /
Jadi Sentra Sapi Potong Kalsel, Berikut Sederet Masalah Peternakan di Tala
Petugas Disnak Keswan Kabupaten Tala bersiap melakukan vaksinasi. foto: dok. Pemkab Kalsel
Banjarmasin, elaeis.co – Kabupaten Tanah Laut (Tala) merupakan sentra peternakan terutama sapi potong di Kalimantan Selatan (Kalsel). Dalam rangka monitoring lalu lintas ternak dan pengendalian penyakit hewan, Komisi II DPRD Kalsel mengunjungi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kabupaten Tala. by
Pada pertemuan ini, Kepala Disnak Keswan Kabupaten Tala, Iwan Persada menyebutkan, saat ini terdapat beberapa masalah terkait ternak dan kesehatan hewan di daerah itu.
“Akhir-akhir ini terjadi fluktuasi harga sapi. Kami bingung kenapa sapi luar, seperti dari Madura dan Nusa Tenggara Barat (NTB), lebih murah harga kilo hidupnya dari pada sapi lokal," ungkapnya dalam rilis Humas DPRD Kalsel dikutip Rabu (27/12).
Terkait lalu lintas hewan, menurutnya, pintu masuknya bukan hanya pelabuhan, tapi sepanjang pantai Tala rawan masuk ternak dari luar. "Padahal kita tahu lalu lintas hewan antar daerah ini merupakan pintu masuk penyakit, yang masuk tidak lewat pelabuhan belum tentu lulus persyaratan ternak untuk masuk ke Kalsel,” terangnya.
Iwan juga menyebutkan stok vaksin Penyakit Mulut Kuku (PMK) bagi sapi saat ini cukup tersedia. Ada lebih dari 27.000 dosis dengan 4 jenis vaksin, dan sudah dilaksanakan sekitar 3.000 vaksin. Untung saja, katanya, PMK ini penularannya memang sangat cepat meski tidak mematikan.
"Yang lebih berbahaya justru penyakit jembrana yang bersifat menular pada sapi Bali yang banyak dibudiyakan di Tala. Tingkat penularan mencapai 10-70% dengan tingkat kematian 10-50%. Harga vaksinnya cukup mahal, yakni Rp 1,7 juta untuk 50 ekor sapi," paparnya.
Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo mengatakan pihaknya akan memperjuangkan bantuan-bantuan untuk mengatasi permasalahan ternak dan kesehatan hewan di Kalsel, khususnya di Tala, dengan segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
“Harga sapi dari NTB murah, wajar karena di sana padang penggembalaan luas. Madura daerahnya tandus, tapi harga sapinya bisa relatif lebih murah daripada Kalsel. Ini yang harus kita cari solusinya bersama,” ujarnya.
Imam menambahkan, ke depannya DPRD Kalsel akan menindaklanjuti pelaksanaan program Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Kuintip) yang merupakan program Provinsi Kalsel untuk percepatan swasembada sapi potong dan mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional. "Koordinasi dengan stakeholder terkait akan diintensifkan guna memperlancar pelaksanaan program tersebut, termasuk di Tala," ucapnya.
Pada masa kunjungan komisi-komisi DPRD Kalsel ini, Komisi II juga berkunjung ke Bank Kalsel cabang Marabahan Kabupaten Barito Kuala untuk monitoring terkait penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR) ke masyarakat.







Komentar Via Facebook :