Berita / Nasional /
ITS Jadi Langganan Juara Riset Sawit BPDP, Bukti Kampus Ini Bukan Kaleng-Kaleng
Surabaya, elaeis.co - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lagi-lagi bikin bangga. Tiga tahun berturut-turut, kampus teknologi kebanggaan Surabaya ini berhasil menembus ajang bergengsi Program Grant Riset Sawit (GRS) yang digelar oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) di bawah Kementerian Keuangan RI.
Dalam Pengumuman Resmi BPDP Nomor PENG-3/BPDP.4/2025, ITS kembali menorehkan prestasi dengan enam proposal riset yang lolos tahap presentasi nasional.
Padahal, dari ratusan proposal dari seluruh Indonesia, hanya 55 proposal yang berhasil melaju ke tahap ini. Hebatnya, enam di antaranya berasal dari ITS!
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat ITS, Fadlilatul Taufany, S.T., Ph.D., menegaskan capaian ini bukan sekadar soal produktivitas, tapi juga bukti arah riset ITS yang makin relevan dengan kebutuhan industri sawit nasional.
“Keberhasilan tiga tahun berturut-turut ini jadi bukti nyata. ITS terus memperkuat riset lintas disiplin yang memadukan teknologi, energi, dan sosial-ekonomi untuk mendukung masa depan industri sawit berkelanjutan,” ujarnya, kemarin.
Enam peneliti ITS yang lolos di ajang GRS 2025 ini membawa ide-ide canggih. Mulai dari gerobak crawler listrik untuk angkut tandan buah segar (TBS), sistem digital twin untuk deteksi kematangan sawit, hingga drone multispektral yang bisa bantu menghitung taksasi produksi sawit secara real-time.
Tak kalah keren, ada juga riset soal metaverse keselamatan kerja di kebun sawit dan sistem informasi kredit karbon berbasis data. Semuanya mengarah ke satu tujuan besar yakni transformasi industri sawit menuju keberlanjutan dan efisiensi.
Fadlilatul menambahkan, dukungan dari Kementerian Pertanian dan BPDP jadi dorongan kuat bagi ITS untuk terus melahirkan inovasi nyata.
“Riset kami nggak berhenti di laboratorium. Inovasi seperti Gerobak Sorong Listrik TBS, Egrek Digital, Radar Sil Portable, hingga bio-gasoline dari CPO adalah bukti bahwa ITS bicara lewat karya,” tegasnya.
Tiga tahun berturut-turut dari 2023, 2024, hingga 2025, ITS membuktikan diri bukan kampus kaleng-kaleng.
Dari teknologi hijau, digitalisasi sawit, sampai hilirisasi energi terbarukan, ITS terus menunjukkan taringnya sebagai motor riset nasional yang siap mendukung SDG 7, 9, dan 13.







Komentar Via Facebook :