Berita / Nusantara /
Isu Negatif Menyusup ke Soal Ujian, 'Sawit Baik' Dikenalkan ke Dunia Pendidikan
Kegiatan Palm Oil EduTalk “Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit” & Sawit @School: “Sawit Sahabat Siswa” di Bali yang berlangsung secara hybrid. foto: Ist.
Jakarta, elaeis.co - Isu negatif yang menyerang sawit tidak hanya terjadi di luar negeri. Di dalam negeri, kampanye untuk menyudutkan sawit ternyata tak kalah kencangnya.
Salah satu kampanye untuk menyerang sawit adalah memasang label no palm oil pada kemasan produk atau penggunaan public figure di media sosial untuk mengkampanyekan penolakan penggunaan produk sawit.
Mirisnya, kampanye negatif sudah masuk ke dunia pendidikan, yakni dengan adanya bahan ajar tekstual atau soal-soal ujian di beberapa sekolah yang eksplisit menerangkan sawit tidak ramah lingkungan.
Sebagai upaya menangkal isu negatif sawit di sekolah-sekolah dan mencapai tujuan promosi sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bali menyelenggarakan kegiatan Palm Oil EduTalk “Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit” & Sawit @School: Sawit Sahabat Siswa di Kota Denpasar, Bali, pekan lalu.
“Guru dapat berperan menjadi motivator dan PGRI sebagai fasilitator, sementara siswa dapat menerima dengan baik informasi tentang sawit yang obyektif sehingga menjadi satu sinergi yang sangat baik sekali,” kata Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dikpora Provinsi Bali, I Gede Ketut Seputera, dalam keterangan resmi, kemarin.
Ketua Pengurus PGRI Provinsi Bali, I Komang Arta Saputra mengaku selama ini hanya mengetahui kelapa sawit untuk produksi minyak goreng saja. Kegiatan ini memberinya kesempatan lebih jelas untuk mengetahui mitos dan fakta kelapa sawit.
“Dan tidak menutup kemungkinan untuk anak-anak generasi penerus ke depan akan menjadi pengusaha produk yang merupakan turunan dari kelapa sawit karena banyak pengusaha di Bali yang sukses dengan produk berbahan baku kelapa sawit,” sebutnya.
Bidang Komunikasi Kompartemen Media Relations GAPKI Fenny A. Sofyan memaparkan, minyak kelapa sawit akan terus ada dan dibutuhkan karena lebih dari 40 persen kebutuhan minyak nabati global menggunakan kelapa sawit.
"Produk yang digunakan dalam mendukung 24 jam aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia merupakan produk yang mengandung minyak sawit. Hebatnya lagi, kelapa sawit juga menjadi komoditas zero waste yang semua bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan menjadi beragam produk bernilai guna dan ekonomi tinggi," paparnya.
Wakil Sekretaris Jenderal APROBI, Irma Rachmania mengatakan, untuk kebutuhan energi, limbah sawit bisa diolah jadi biogas, biofuels (biodiesel, green diesel, green gasoline, dan green avtur), dan biomassa cangkang misalnya untuk pemanas dan boiler pembangkit listrik.
"Terkait bioavtur berbahan sawit, pemerintah Indonesia sudah melakukan uji coba bioavtur 2,5 persen di pesawat CN 235-220 pada September 2021 lalu dan akan melakukan uji coba kembali pada Agustus 2023 mendatang," jelasnya.
Bidang SDM dan Internasional DPP Apkasindo, Djono Albar Burhan menambahkan, banyak orang termakan informasi yang disampaikan oleh pihak Uni Eropa bahwa sawit itu menyebabkan deforestasi dan didorong untuk tidak menggunakan produk turunan minyak sawit.
“Padahal kelapa sawit merupakan satu-satunya minyak nabati yang memiliki sertifikasi berkelanjutan di dunia. Sementara minyak kedelai, rapeseed, biji bunga matahari, kelapa, zaitun, dan beberapa lainnya belum mengantongi sertifikasi berkelanjutan," bebernya.
"Tidak hanya itu, sektor industri perkebunan kelapa sawit juga sudah terbukti membantu petani kelapa sawit dan masyarakat yang ada di sekitarnya yang bekerja secara langsung dan tidak langsung untuk meningkatkan perekonomian mereka," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama dari PT Astungkara Sukses Makmur (Official Distributor Bali Soap), Mahendra, menegaskan, minyak sawit dipilih banyak perusahaan sebagai bahan baku dalam produksi produk lantaran harganya yang terjangkau, mudah ditemukan, mudah diproduksi, kualitas minyak cenderung stabil, multifungsi, serta sustainable.
Dijelaskan Mahendra, sebagai bahan baku penting dalam produksi produk health care dan kosmetik, berdasarkan hasil riset diketahui bahwa kandungan dan peranan minyak sawit yakni untuk meremajakan kulit, kaya antiokasidan, mengandung vitamin E, menyehatkan rambut, tidak menyebabkan ketergantungan, kaya provitamin A, anticaking agent, dan menjadikan produk yang digunakan awet di kulit.
Tidak hanya pemaparan materi, dalam kegiatan ini juga dilakukan demo produksi lilin dan sabun berbahan dasar minyak jelantah sawit yang disampaikan oleh Dosen / Ketua Upiks Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Dewa Ayu Anom Yuarini.
Disampaikan Dewa Ayu, dalam proses pembuatan lilin tersebut, minyak jelantah yang akan digunakan harus dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan arang aktif, ampas tebu, atau kulit pisang yang sudah dikeringkan dengan formulasi 1:10. Alat dan bahan yang dibutuhkan minyak jelantah yang sudah dimurnikan, parafin, pewarna based oil, sumbu, cetakan, dan pengharum.
Kegiatan Palm Oil EduTalk “Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit” & Sawit @School: “Sawit Sahabat Siswa” diikuti oleh sekitar 300 Guru dan Siswa/i dari 9 kabupaten/kota se-Bali yang berlangsung secara hybrid.
Kegiatan Sawit @School dilaksanakan di SMA N 7 Denpasar, peserta kegiatan tidak hanya berasal dari SMA N 7 Denpasar, tetapi juga SMA/SMK terdekat di Kota Denpasar. Kunjungan Sawit @School ini bertujuan untuk mengenalkan 24 Jam Bersama Sawit secara langsung kepada Siswa/i di sekolah.







Komentar Via Facebook :