Berita / Nasional /
Integrasi Sawit-Sapi Bisa Bikin Dompet Petani Makin Tebal
Workshop UKMK yang digelar Aspek-PIR di Palembang, Sumsel. Dok.Istimewa
Palembang, elaeis.co - Nilai tambah pada usaha perkebunan kelapa sawit terus digaungkan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-PIR).
Lewat program UKM yang dapat menghasilkan produk-produk turunan kelapa sawit bernilai ekonomis, hingga program integrasi sapi di perkebunan kelapa sawit yang digaungkan Aspek-PIR.
Seperti yang dilakukan di kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Aspek-PIR mengajak 110 petani lenih mengenal dalam keuntungan integrasi sapi pada perkebunan kelapa sawit.
"Petani selama ini sudah nyaman dengan hanya menjadi penghasil TBS saja, padahal ada usaha lain yang tentu berpotensi menambah penghasilan. Seperti integrasi sapi yang juga memiliki manfaat bagi kebun petani," kata Ketua Aspek-PIR Sumsel, Bambang Gianto kepada elaeis.co, Kamis (22/8).
Diakui Bambang, integrasi sapi di wilayah Sumsel sudah tidak asing lagi. Sebab tidak sedikit pula petani yang sudah bergelut dengan program pemerintah tersebut.
Kebanyakan, petani kelapa sawit yang juga beternak sapi di kebunnya ada di Kecamatan Sungai Lilin, Kebupaten Banyuasin. "Cara beternak meraka yakni digembalakan di kebun. Nah, lewat program ini kita ingin mereka semakin baik dan terorganisir," tuturnya.
Sementara bagi petani yang ingin ikut bergabung integrasi sapi ini, pihaknya akan mengelompokkan petani terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar perkembangan usaha yang dilakukan secara bersama-sama ini mudah terpantau.
Sebetulnya kata Bambang, suksesnya integrasi sapi ini tergantung dari petani kelapa sawit itu sendiri. Kemauan yang besar tentu akan berdampak baik pada usaha ternak sekaligus berkebun kelapa sawit. Tentu nantinya juga akan mendapatkan dukungan dari pemerintah.
"Tujuan kita ini ingin merubah pemikiran petani yang hanya puas menjadi penghasil TBS saja. Kita ingin petani juga menjadi pelaku untuk pengembangan usaha di perkebunan kelapa sawit. Baik itu menciptakan produk hilir kelapa sawit maupun mendukung ketahanan pangan dan ketersediaan daging sapi dengan integrasi sapi itu," bebernya.
"Selain mendapatkan daging dari ternak, kebun juga mendapatkan pupuk alami yang berasal dari kotoran ternak itu. Artinya ada keuntungan lebih dengan beternak sapi di kebun kelapa sawit," imbuhnya.
Mengenai isu ternak sapi menjadi salah satu pengantar penyakit tanaman kelapa sawit yakni Ganoderma, Bambang mengaku ada solusi agar tanaman itu terhindar dari jamur Ganoderma. Terlebih banyak ahli yang tidak sependapat dengan isu tersebut.
"Nantinya untuk pengadaan sapi itu sendiri kita akan bekerja sama dengan Dirjenbun atau Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH)," tandasnya.







Komentar Via Facebook :