https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

INSTIPER Sodorkan Formula Baru Cetak SDM Sawit Siap Tempur di Kebun

INSTIPER Sodorkan Formula Baru Cetak SDM Sawit Siap Tempur di Kebun

Direktur Pusat Sains Kelapa Sawit (PSKS) INSTIPER, Dr. Purwadi.


Yogyakarta, elaeis.co – Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta menegaskan komitmennya untuk memperkuat suplai sumber daya manusia (SDM) terampil bagi industri kelapa sawit yang tengah menghadapi tekanan global. 

Dalam Workshop Penyiapan SDM dalam Mendukung Keberlanjutan Perkebunan Kelapa Sawit, Selasa (9/12), Direktur Pusat Sains Kelapa Sawit (PSKS) INSTIPER, Dr. Purwadi, menyampaikan bahwa sektor sawit membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi lapangan kuat dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan industri.

Menurut Purwadi, perguruan tinggi yang fokus pada sektor perkebunan tak bisa lagi hanya menghasilkan lulusan berbekal pengetahuan dasar. 

Industri sawit sudah masuk fase baru, di mana keberlanjutan, efisiensi, dan teknologi menjadi tuntutan mutlak. Untuk itu, kampus harus memastikan lulusan benar-benar siap bekerja di kebun sejak hari pertama.

“SDM sawit masa depan harus siap kerja dan punya karakter kuat. Itu yang menjadi perhatian kami,” jelasnya.

Purwadi menambahkan, sejak didirikannya PSKS, isu penguatan SDM menjadi salah satu fokus utama INSTIPER. Namun dinamika industri membuat pendekatan pendidikan perkebunan harus terus diperbarui. 

Pada 2019, PSKS mulai memperluas kajian ke ranah kebijakan, sebagai langkah untuk memahami kebutuhan SDM bukan hanya dari sisi akademik, tetapi juga dari perspektif pelaku industri.

Ia menilai tantangan sektor sawit semakin kompleks. Tuntutan keberlanjutan dari pasar global, pembenahan rantai pasok, hingga penerapan teknologi baru di kebun dan pabrik menuntut tenaga kerja yang lebih adaptif. 

“Tanpa SDM yang bisa membaca arah perubahan, industri akan tertinggal,” ujarnya.

Workshop ini menjadi bagian dari penguatan ekosistem pendidikan sawit yang menghubungkan perguruan tinggi, perusahaan perkebunan, dan pemangku kebijakan. Purwadi menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci agar pendidikan vokasional tetap relevan dengan perkembangan industri.

“Ke depan, kebutuhan SDM bukan lagi soal jumlah, tapi kualitas dan kesiapan mereka menghadapi transformasi,” katanya.

INSTIPER memastikan akan terus memperbarui kurikulum dan model pengajaran. Fokusnya adalah meningkatkan porsi praktik lapangan dan pemahaman teknis sehingga lulusan tidak hanya memahami teori, tetapi juga terbiasa dengan ritme kerja perkebunan.

Purwadi menilai investasi pada SDM adalah fondasi utama untuk menjaga daya saing industri sawit nasional. “Industri hanya bisa tumbuh jika ditopang SDM yang kuat. Perguruan tinggi harus berada di garis depan menjawab tantangan ini,” tegasnya.

Dengan formula baru yang ditawarkan, INSTIPER berharap dapat melahirkan SDM sawit yang lebih kompeten, siap terjun ke lapangan, dan mendukung transformasi industri secara berkelanjutan.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :