https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Inovasi Mahasiswa Undip Ubah Limbah Tankos Sawit Jadi Pupuk Super Tanah Gambut

Inovasi Mahasiswa Undip Ubah Limbah Tankos Sawit Jadi Pupuk Super Tanah Gambut

Tankos sisa pengolahan TBS menjadi CPO. foto: ist.


Semarang, elaeis.co – Tanah gambut yang selama ini dikenal sulit diolah, kini mendapatkan secercah harapan baru berkat inovasi cemerlang dari mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Dalam ajang kompetisi ilmiah nasional bertajuk Call for Paper IJOP and Paper Competition Awards Vol.1 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), sebuah gagasan inovatif berbasis limbah kelapa sawit berhasil menarik perhatian.

Mahasiswa program Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Undip berhasil mengembangkan formulasi pupuk granul lepas lambat berbahan dasar abu tankos alias tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Tak hanya itu, pupuk ini juga diperkaya dengan biochar dari limbah sawit, biomassa hasil fermentasi, dan mikroba Azotobacter sp. Kombinasi ini diyakini mampu meningkatkan kesuburan tanah gambut sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sintetis.

Luis, salah satu anggota tim penggagas inovasi, menjelaskan bahwa pupuk ini memiliki kemampuan untuk melepaskan nutrisi secara perlahan dan stabil. Hal tersebut sangat penting untuk tanaman sawit yang dibudidayakan di lahan gambut, karena karakteristik tanahnya yang asam dan mudah kehilangan unsur hara. Dengan adanya biochar dan biomassa, struktur tanah pun jadi lebih baik dan mampu menyimpan nutrisi lebih lama.

Sementara itu, Mayada Jannati atau Maya, mahasiswi semester tiga TRKI Undip, menambahkan bahwa pupuk ini tidak hanya efektif tapi juga ekonomis. Bahan-bahannya berasal dari limbah sekitar kebun sawit, sehingga mudah diperoleh dan sangat terjangkau bagi petani kecil. “Kami berharap inovasi ini bisa jadi solusi nyata bagi petani sawit di lahan gambut yang selama ini terbebani harga pupuk kimia,” katanya dalam keterangan yang dikutip Selasa (29/7).

Keberadaan mikroba Azotobacter sp. dalam pupuk ini pun menambah nilai tambah, karena berfungsi mengikat nitrogen dari udara dan menyediakannya bagi tanaman. Artinya, pupuk ini juga mendukung sistem pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Keberhasilan mahasiswa Undip dalam menciptakan pupuk ramah lingkungan berbasis limbah sawit ini menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia mampu menciptakan solusi inovatif dari persoalan lingkungan. Inovasi ini tak hanya membuka peluang pengembangan pupuk organik untuk lahan gambut, tapi juga memperkuat narasi sawit berkelanjutan Indonesia di kancah global.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :