Berita / Nusantara /
Ini yang Dirasakan Petani Setelah Kantongi ISPO
Sutiyana (kanan), Ketua KUD Tani Subur Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalteng (foto tangkapan layar)
Jakarta, Elaeis.co - Tidak mudah bagi para petani sawit swadaya untuk mendapatkan sertifikat New Indonesia Sustainable Palm Oil (New ISPO). Selain hambatan birokrasi di tingkat pemerintah daerah, petani juga tak akan bisa mengikuti proses sertifikasi ISPO jika dilakukan sendirian.
Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Subur, H Sutiyana, mengatakan, sertifikasi ISPO hanya bisa diikuti jika petani sawit mau berkelompok.
Atas kesadaran berkelompok itulah, katanya, KUD Tani Subur yang berdiri di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah, sudah mengantongi dua sertifikat sekaligus, ISPO dan Rountable Sustainable on Palm Oil (RSPO).
“Sejak tahun 2017 lalu kami sudah ikut proses ISPO yang dikolaborasikan dengan sertifikasi RSPO. Kebetulan syarat-syaratnya tidak jauh berbeda,” katanya dalam webinar #ApaKataPekebun" bertajuk "Implementasi Standar ISPO Baru oleh Pekebun Swadaya, Menggali Tantangan dan Pembelajaran" yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian, Sustainable Palm Oil Initiative (SPOI)-UNDP Indonesia, Musim Mas Group, dan Yayasan FORTASBI Indonesia, Selasa (26/10/2021).
Sutiyana mengatakan, para petani sawit anggota KUD Tani Subur merasa ISPO sangat penting. Selain mempererat silaturahmi antar petani, mereka menilai sertifikat ISPO juga menguatkan legalitas kebun sawitnya.
“Kami merasa mantap, merasa lega dengan ikut ISPO. Semua lancar, termasuk yang berkaitan dengan program peremajaan sawit rakyat (PSR). Karena itu tak heran kalau di desa kami hampir 90 persen petani sudah ikut sertifikasi ISPO,” bebernya.
Joko Prasetyo, Group Manager Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan dan Siak, Riau, mengatakan, standar baru ISPO membuat para petani sawit menjadi sadar untuk berorganisasi dan memahami budi daya sawit secara benar.
Petani juga jadi tahu kalau pemerintah punya banyak program dan tindakan untuk memajukan para petani sawit swadaya, termasuk Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) yang lebih banyak membantu para petani sawit saat mengurus Surat Tanda Daftar Budidaya dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (STDB-SPPL).
“Kami merasa sangat beruntung karena banyak dibantu oleh perusahaan PT Musim Mas dalam proses sertifikasi ISPO dan pembinaan lainnya. Kami berharap perusahaan tersebut mau memberikan dukungan kepada petani sawit lainnya agar bisa disertifikasi juga seperti kami,” ungkapnya.







Komentar Via Facebook :