https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Ini yang Bikin Orang Indonesia Betah Jadi Buruh Sawit di Malaysia

Ini yang Bikin Orang Indonesia Betah Jadi Buruh Sawit di Malaysia

Antoni Salim, mantan pekerja perkebunan sawit di Malaysia. foto: Ist.


Bengkulu, elaeis.co - Banyak warga yang berasal dari Provinsi Bengkulu memilih menjadi pekerja kebun kelapa sawit di Malaysia. Hal ini disebabkan upah di Malaysia lebih tinggi dibandingkan di kampungnya.

Antoni Salim (45), warga Kabupaten Seluma yang merupakan mantan pekerja perkebunan sawit di Malaysia, mengatakan, rata-rata pekerja pemetik tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Malaysia berasal dari Indonesia.

"Upah di sana lebih tinggi, makanya banyak orang Indonesia, termasuk Bengkulu, yang bekerja sebagai pemetik buah sawit di Malaysia," kata Anton, kemarin.

Menurutnya, upah buruh panen di Malaysia sebesar RM 34/ton atau Rp 119 ribu/ton. "Dalam sehari bisa panen hingga 3 ton. Jadi upah sehari totalnya RM 102 ringgit atau Rp 359 ribu," ungkapnya.

Sewaktu masih bekerja di Malaysia, Anton mengaku bisa mengantongi hingga Rp 10 juta lebih setiap bulannya.

"Itu bisa dibilang pendapatan bersih. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penginapan, makan dan minum, sebab biaya-biaya tersebut sudah ditanggung oleh pemilik kebun," bebernya.

"Itulah enaknya kerja di Malaysia. Disediakan tempat tinggal, makan, dan minum, sehingga tidak mengganggu pendapatan yang diterima," tambahnya.

Syarat untuk bekerja juga tidak sulit, cukup memiliki keahlian memetik TBS. Sementara untuk paspor, hanya menggunakan paspor melancong atau jalan-jalan yang aktif selama 6 bulan.

"Kalau yang resmi itu paspornya kan bekerja, tapi rata-rata yang bekerja di kebun sawit di sana hanya menggunakan paspor melancong," jelasnya.

Jika masa berlaku paspor akan berakhir, katanya, pemilik kebun biasanya memberikan jatah libur kepada para pekerja untuk kembali ke Indonesia.

"Diberi kesempatan untuk pulang ke Indonesia memperpanjang masa berlaku paspornya. Itu supaya mereka tetap bisa bekerja di Malaysia," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :