Berita / Nusantara /
Gejolak Harga
Ini Siasat Nur Sahid agar Dapat Harga TBS yang Tertinggi
Sarolangun, elaeis.co - Di mana-mana harga pembelian tandan buah segar (TBS) produksi petani sawit swadaya anjlok luarbiasa, termasuk di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Kondisi ini membuat para petani sawit swadaya bersatu untuk melawan kondisi pasar buah sawit yang dinilai sebagai rekayasa pihak pabrik kelapa sawit (PKS).
Nur Sahid, Sekretaris DPD Sawitku Masa Depanku (SAMADE), menjadi salah satu petani sawit swadaya yang berjuang melawan kemerosotan harga TBS tersebut.
Namun selain itu, pria berusia 42 tahun ini juga punya siasat agar penjualan semua TBS dari kebun sawitnya bisa mendapatkan harga yang tertinggi dari PKS.
"Saat harga anjlok seperti sekarang ini, terkadang saya numpang ke adik saya, menitipkan buah sawit saya ke truk milik adik saya," kata penyuka kecambah dan bibit sawit bersertifikat dan berkualitas ini kepada elaeis.co, Minggu (8/5/2022).
Ia menyebutkan, adiknya yang juga berprofesi sebagai petani sawit swadaya bisa menjual TBS langsung ke PKS dengan cara menumpang surat pemesanan atau delivery order (DO) yang diberikan pihak PKS ke salah satu agen penyuplai buah sawit.
"Dengan cara menumpang itu, saya bisa dapat harga TBS yang agak lebih baik dibanding yang di tengkulak. Kalau di tengkulak sekitar Rp 1.500/kg, maka biasanya di PKS kalau enggak Rp 1.800 atau Rp 1.900 per kg," kata Nur Sahid.
"Kalau panen TBS dari kebun sawit saya sekitar 7 atau 8 ton, mungkin masih bisalah saya numpang nitip jualkan TBS saya itu ke PKS yang dia tuju," tambah warga Kecamatan Bathin VIII ini.
Selain agar mendapatkan harga yang lebih baik, Nur Sahid melakukan itu karena tidak memiliki akses DO dari pihak PKS.
Padahal ada tiga PKS yang letaknya di sebelah kiri dan kanan dari rumah dan kebun sawitnya di Kecamatan Bathin VIII.
"Begitulah, PKS-PKS ini boleh dibilang letaknya di sebelah kiri dan kanan dari rumah dan kebun sawit saya. Tapi saya tak punya akses DO. Sebelum harga TBS jatuh, kadang saya jual TBS ke tengkulak karena harganya pun lumayan tinggi. Tapi saat harga anjlok seperti sekarang, ya kita pun harus pintar-pitarlah cari yang terbaik buat nafkah keluarga," tegas Nur Sahid.
Komentar Via Facebook :