https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ini Penyebab Harga TBS Sawit di Sumut Turun Versi Apkasindo

Ini Penyebab Harga TBS Sawit di Sumut Turun Versi Apkasindo

Gus Dalhari Harahap. foto: ist.


Medan, elaeis.co – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Sumatera Utara (sumut) kembali menunjukkan tren melemah dalam beberapa pekan terakhir. Saat ini, harga TBS bertahan di kisaran Rp 3.300 per kilogram.

Menanggapi hal ini, Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengungkapkan beberapa faktor yang dianggap jadi biang kerok menurunnya harga TBS sawit di daerah tersebut. 

Ia menyebut kondisi perekonomian global yang tak menentu ikut memberi tekanan besar pada nilai tukar mata uang, yang pada akhirnya memengaruhi harga Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya.

“Ini akibat risiko perpecahan di beberapa negara yang mengakibatkan terdepresiasinya (menyusutnya) nilai mata uang sehingga membuat harga CPO ataupun TBS turun,” jelas Gus, Rabu (11/6).

Tak hanya itu, menurutnya, faktor lain yang turut menyeret harga TBS ke bawah adalah meningkatnya panen minyak nabati selain sawit di sejumlah negara penghasil. Minyak kedelai, bunga matahari, dan minyak jagung yang bisa menjadi substitusi sawit di pasar global saat ini sedang panen raya, sehingga pasokan minyak nabati membanjiri pasar dunia. Ini tentu berdampak pada menurunnya permintaan sawit, termasuk produk hilirnya seperti CPO.

“Panennya minyak nabati lain yang bisa mensubstitusi sawit ikut juga menurunkan harga CPO,” tambahnya.

Dia mengaku tak bisa memprediksi kapan kondisi ini akan membaik. Harga TBS dan CPO masih sangat tergantung pada dinamika global, terutama soal hubungan antarnegara dan stabilitas ekonomi internasional. Namun ia tetap menyimpan secercah harapan. 

Pertemuan-pertemuan antar pemimpin dunia yang mengusung agenda perdamaian dinilai bisa menjadi titik balik. Bila ketegangan mereda, nilai mata uang bisa membaik, dan itu akan berdampak langsung pada harga CPO yang berpotensi kembali naik. Harapannya, tentu saja, harga TBS di tingkat petani pun ikut terdongkrak.

“Diharapkan pekan ini ke depan harga CPO dan TBS di tingkat petani dapat naik,” ucapnya optimis.

Sementara itu, Dinas Perkebunan Sumut mencatat bahwa harga TBS kelapa sawit untuk periode 11 hingga 17 Juni 2025 ditetapkan sebesar Rp 3.315 per kilogram. Angka ini mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya yang sempat menyentuh Rp 3.327 per kilogram. Meski penurunannya tak terlalu tajam, tetap saja ini menjadi sinyal bahwa harga masih bergerak fluktuatif dan cenderung menurun.

Berbeda dengan harga TBS, harga CPO justru mengalami sedikit kenaikan. Dari sebelumnya Rp 13.382 per kilogram, kini harga CPO tercatat naik ke Rp 13.457. Namun sayangnya, kenaikan ini belum cukup kuat untuk mendongkrak harga TBS secara signifikan. Di sisi lain, harga kernel lokal masih stagnan, bertahan di angka Rp 12.127 per kilogram, sama seperti pekan sebelumnya.

Melemahnya harga TBS tak hanya berdampak pada angka-angka statistik semata, tapi juga langsung dirasakan oleh petani kecil. Mereka yang sehari-hari menggantungkan hidup dari kebun sawit kini harus putar otak agar bisa tetap bertahan. 

Biaya pupuk, upah panen, hingga transportasi terus naik, sementara harga jual makin tak bersahabat. Situasi ini membuat Apkasindo mendesak pemerintah untuk lebih hadir dan responsif, tak hanya diam menonton kondisi yang terus memburuk.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :