Jakarta, elaeis.co - Harga kontrak minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatives kembali meroket di sesi perdagangan Jumat (25/11), setelah sempat tergelincir Kamis kemarin.

Kenaikan harga ini dipengaruhi data ekspor yang lebih kuat yang mengangkat sentimen pasar.

"Ekspetasi produksi yang lebih rendah juga membuat harga CPO naik," kata pedagang minyak sawit David Ng dikutip elaeis.co dari Bernama, Jumat malam.

Sementara, menurut perusahaan Inspeksi Independen AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia 1-25 November naik 4,7 persen dibanding 1-25 Oktober. Dari 1.146.132 ton jadi 1.199.382 ton.

"Kenaikan itu karena nilai Ringgit Malaysia terhadap Dolar AS dipasaran terus menguat," kata AmSpec Agri.

Pada Pukul 6 sore tadi, nilai Ringgit semakin menguat 4,4795/4890 terhadap Dolar AS dari penutupan Kamis 4,4910/5000.

Menurut AmSpec Agri, dalam dua bulan terakhir Ringgit Malaysia memang stabil, bahkan naik ke level tertinggi. The greenback pun optimis Amerika Serikat (AS) akan memperlambat kenaikan suku bunga di tengah lancarnya transisi pemerintah Malaysia.

Seperti diwartakan Bernama, pada penutupan kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Desember 2022 naik 71 Ringgit jadi 4.060 Ringgit Malaysia per ton. Januari 2023 naik 98 Ringgit jadi 4.114 Ringgit Malaysia per ton dan Februari 2023 juga naik 100 Ringgit jadi 4.140 Ringgit Malaysia per ton.

Begitu juga, Maret 2023 naik 105 Ringgit jadi 4.152 Ringgit Malaysia per ton. April 2023 naik 105 Ringgit jadi 4.129 Ringgit Malaysia per ton, dan Mei 2023 juga naik 97 Ringgit jadi 4.086 Ringgit Malaysia per ton.