Berita / Nusantara /
Ikuti Arahan Kementan, P4S Suka Maju Antisipasi El-Nino dengan Pupuk Organik
Proses pembuatan pupuk organik dengan bahan baku pelepah sawit. foto: ist.
Jakarta, elaeis.co - Cuaca ekstrem El Nino atau kemarau panjang diprediksi akan terjadi di Indonesia pada tahun ini. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca global yang dapat berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menyiapkan berbagai antisipasi dalam menghadapi badai El Nino.
“Menghadapi musim kering ekstrem atau El Nino, saya meminta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (19/8).
“Dan seperti yang selalu saya sampaikan bahwa sintesa dalam menghadapi El Nino itu adalah membuat kelembagaan yang kuat dan bernilai ekonomi. Termasuk di dalamnya menyiapkan teknologi dan mekanisasi. Kita juga harus memperkokoh kekuatan SDM kita melalui KUR. Kemudian memperkokoh produksi kita dengan benih unggul dan pengembangan pupuk organik,” imbuhnya.
Kepala BPPSDMP menambahkan bahwa penggunaan pupuk organik dan pembenah tanah organik akan sangat membantu mengeliminasi dampak El Nino terhadap media tanam. "Yaitu tanah dan air yang menjadi faktor produksi yang sangat strategis," jelasnya.
Himbauan pengembangan dan penggunaan pupuk organik langsung ditanggapi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesan Swadaya (P4S) Suka maju di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kelompok binaan Bapeltan Jambi ini diketuai oleh Ika Arnita Sari.
"Sebagai P4S Madya yang berperan aktif sebagai penggerak dan pembaharu di pedesaan, kami juga bersiap menghadapi fenomena El-Nino sekarang ini," kata Ika.
Solusi yang disiapkan oleh P4S Suka Maju yaitu mengembangkan lahan pertanian organik. Pupuk organik dibuat sendiri dengan memanfaatkan hasil samping kelapa sawit berupa pelepah dan fiber sawit yang sangat mudah didapatkan di Jambi. Bahan utama lain yang dipakai adalah feses sapi.
Pelepah sawit yang keras dicacah menggunakan mesin chopper. Keseluruhan bahan baku, yakni dedak, urea, feses sapi, pelepah sawit, abu, fiber sawit, disusun di dalam wadah penyimpanan. Lalu larutan starter dicampurkan dan disiramkan pada tumpukan secara merata. Seluruh bahan lantas diaduk secara merata lalu ditutup rapat menggunakan terpal.
"Pupuk organik siap difermentasi. Suhu dan kelembaban selama proses fermentasi berlangsung akan terus dicek," jelasnya.
Setelah fermentasi selama beberapa hari selesai, pupuk organik bisa diaplikasikan ke tanaman.







Komentar Via Facebook :