https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ikut Pelatihan ISPO, Puluhan Pekebun Sawit Sumsel Dibekali Pengetahuan ini

Ikut Pelatihan ISPO, Puluhan Pekebun Sawit Sumsel Dibekali Pengetahuan ini

Peserta dan instruktur Pelatihan Teknis ISPO bagi Pekebun Kelapa Sawit Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Angkatan ke 2. foto: ist.


Palembang, elaeis.co - Pemerintah terus mendorong partisipasi petani sawit mengikuti sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai upaya untuk membangun sawit berkelanjutan.

Terkait dengan hal itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), dan PT Sumberdaya Indonesia Berjaya (SIB) menggelar Pelatihan Teknis ISPO bagi Pekebun Kelapa Sawit Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Angkatan ke 2. Acara ini berlangsung di Palembang, 22-27 April 2024.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Agus Darwa MSi saat pembukaan pelatihan mengatakan, ISPO merupakan standar mutu pengelolaan bisnis kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.

"Sawit merupakan salah satu sektor industri unggulan di Indonesia. Namun bisnis sawit memiliki tantangan dalam isu lingkungan. Sebagai upaya membangun tata kelola bisnis yang baik serta mitigasi efek gas rumah kaca, pemerintah Indonesia menetapkan standar ISPO. Di mana setiap perusahaan perkebunan dan pekebun kelapa sawit wajib menerapkan standar ini,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (22/4).

Menurutnya, sertifikasi sudah diterapkan sejak tahun 2011 dan diperkuat dengan adanya payung hukum berupa Peraturan Presiden Nomor 44 tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia dan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 38 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia.

Setidaknya ada tiga manfaat yang akan didapat perusahaan perkebunan dan pekebun kelapa sawit setelah mengikuti sertifikasi. Pertama, meningkatkan mutu pengelolaan dan hasil akhir yang berkualitas tinggi sehingga bisa menambah nilai lebih pada produk akhir dari bisnis.

Kedua, produk berstandar ISPO meningkatkan daya saing antara pengusaha perkebunan kelapa sawit serta meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan pasar nasional serta internasional. Dan ketiga, penerapan sistem usaha yang lebih ramah lingkungan karena pelaku usaha harus memperhatikan mitigasi efek gas rumah kaca dan dampak bencana lainnya sehingga terbangun industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

“Tujuan dari sertifikasi ini seperti tertuang di dalam Perpres Nomor 44 tahun 2020, yakni memastikan serta meningkatkan pengelolaan, pengembangan perkebunan sawit sesuai prinsip dan kriteria yang telah ditentukan. Kemudian, meningkatkan keberterimaan dan juga daya saing atas hasil perkebunan kelapa sawit, baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Dan, meningkatkan upaya percepatan penurunan emisi gas rumah kaca,” paparnya.

Dia menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan bidang ISPO. Peserta pelatihan berjumlah 161 orang yang dibagi menjadi  2 gelombang. Dari Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 51 irang dan Kabupaten Muara Enim sebanyak 50 orang dan Ogan Komering Ilir sebanyak 60 orang.

“Satu kesempatan bagi pekebun untuk bekerja sama dan saling bermusyawarah, berbagi pengalaman dalam Pelatihan ISPO Tahun 2024,” jelasnya.

Dia menambahkan, Sumsel merupakan salah satu provinsi utama penghasil kelapa sawit dengan luas area perkebunan kelapa sawit seluas 1,4 juta hektare dan menempati urutan ke-5 di Indonesia. “Maka tak heran jika sektor perkebunan sawit di Sumsel menjadi prioritas utama yang kualitasnya terus ingin dikembangkan,” tukasnya.

Tak hanya kualitas kebun sawit, kualitas SDM juga terus dikembangjan agar petani sawit dapat meningkatkan tata kelola perkebunan sawit. “Berbagai program dilaksanakan mulai dari pembentukan dan penguatan kelembagaan petani, meningkatkan kualitas SDM petani, peningkatan pada tata kelola usaha perkebunan, penegakan aturan pada usaha perkebunan, dan pemberian bantuan kepada masyarakat terkait sarana dan prasarana perkebunan,” katanya.

Untuk dapat meningkatkan daya saing di pasar global, pemerintah mendorong sertifikasi perkebunan kelapa sawit melalui ISPO. Sertifikasi ISPO diselenggarakan oleh lembaga independen dan dilaksanakan secara transparan yang bertujuan untuk memastikan dan meningkatkan pengelolaan sawit sesuai kriteria ISPO.

“Seiring dengan hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Sumsel, adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan Teknis ISPO kepada para Petani sawit,” terangnya.

Direktur Utama PT SIB, Andi Yusuf Akbar menambahkan, pelatihan ISPO gelombang kedua ini diikuti sebanyak 76 peserta, yang terdiri dari 26 peserta dari Kabupaten Muba dan 50 peserta dari Muara Enim. “Peserta dibagi menjadi tiga kelas dan akan menerima materi dari para narasumber yang berkompeten di bidang ISPO,” jelasnya.

Menurutnya, pelatihan ISPO bagi petani sawit bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang praktik-praktik berkelanjutan dalam produksi kelapa sawit, termasuk aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

“Para petani sawit ini akan mendapatkan materi tentang pengelolaan lahan. Mereka akan diajarkan tentang pentingnya pengelolaan lahan yang berkelanjutan, termasuk pemilihan lokasi yang tepat, pengendalian erosi, dan pengelolaan air,” terangnya.

Materi lainnya yakni penggunaan pupuk dan pestisida. “Petani akan diberikan informasi tentang penggunaan pupuk dan pestisida yang bijaksana, termasuk dosis yang tepat, pengelolaan limbah, dan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan,” ungkapnya.

Selanjutnya tentang konservasi keanekaragaman hayati. Pelatihan akan mencakup pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi habitat alami, mengurangi kerusakan hutan, dan mempertahankan keberlanjutan ekosistem.

Petani juga akan diberikan pemahaman tentang hak-hak tenurial mereka dan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, termasuk pengelolaan konflik lahan dan pemenuhan tanggung jawab sosial.

Fokus pelatihan lainnya yakni teknik-teknik budidaya yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, termasuk pemilihan bibit yang unggul, pengelolaan penanaman, dan perawatan tanaman yang efektif.

“Dapat dikatakan bahwa pelatihan ISPO memiliki peran penting dalam membantu petani sawit bersaing di pasar global. Dengan menerapkan praktik-praktik berkelanjutan yang disyaratkan oleh ISPO, petani sawit dapat memenuhi standar internasional dalam produksi kelapa sawit yang ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi,” paparnya.

Selain diberikan materi-materi terkait ISPO, menurutnya, nantinya para peserta juga diajak kunjungan ke lapangan. "Mengunjungi KUD Sejahtera di Kabupaten Muba yang telah mendapatkan sertifikat ISPO," sebutnya.

Menurut Andi, dalam penyusunan materi, PT SIB mempedomani Keputusan Direktorat Jenderal Perkebunan No. 57/Kpts/KB.410.05/2023 tentang  Pedoman Teknis Pengembangan Sumberdaya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa sawit (BPDPKS).

Dalam pelaksanaannya, sertifikasi ISPO diselenggarakan oleh lembaga independen dan dilaksanaan secara transparan, yang bertujuan untuk memastikan dan meningkatkan pengelolaan sawit sesuai kriteria ISPO. Hal ini berlaku bagi perkebunan rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan negara.

“Semuanya wajib memiliki sertifikat ISPO. hanya, untuk perkebunan rakyat diberikan masa transisi lima tahun guna memenuhi kriteria dan indikator ISPO,” kata Andi Yusuf.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :