Berita / Nasional /
IKOPIN University Diminta Perkuat Koperasi Sektor Pangan
MenKopUKM Teten Masduki menerima audiensi jajaran rektorat IKOPIN University. foto: Humas KemenKopUKM
Jakarta, elaeis.co – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meminta Universitas Koperasi Indonesia (IKOPIN University) mengembangkan koperasi dalam bentuk model-model bisnis yang bisa diimplementasikan di tanah air.
“Saya merasa senang setelah IKOPIN berubah menjadi IKOPIN University, ini harus dikelola betul dan bisa turut kembangkan pemikiran koperasi. Jadi nanti mungkin harus ada studi dari IKOPIN terkait perkembangan koperasi di dunia,” kata Teten melalui keterangan resmi Humas KemenKopUKM yang dikutip Sabtu (12/8).
Dia mengingatkan, dunia pendidikan bukan sekadar menciptakan lulusan yang menjadi pencari kerja, tapi lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja. "Di sini ada sekitar 3,5 juta orang lulusan pendidikan formal yang masuk ke bursa kerja per tahun, 1,7 juta diantaranya adalah sarjana. Namun dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen saja, hanya mampu menyerap sebanyak 2 juta orang. Artinya ada sekitar 1,5 juta yang menganggur," paparnya.
Menurutnya, sekitar 97 persen lapangan kerja terserap pada segmen usaha mikro di sektor informal. "Makanya kami diminta presiden fokus melakukan hilirisasi selain mineral. Dengan melakukan hilirisasi berbasis perkebunan, pertanian, dan kelautan yang juga melibatkan koperasi dan UMKM, maka akan melahirkan lapangan kerja yang lebih berkualitas,” tukasnya.
Dia mengaku sudah berkeliling ke berbagai kampus untuk menjalin kerja sama dalam mencetak 1 juta entrepreneur baru. “Saya melihat, koperasi harus ada model bisnisnya. Maka dari itu saya minta IKOPIN bisa membuat studi-studi tentang perkembangan koperasi di dunia, yang nantinya bisa diterapkan di Indonesia,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani/peternak agar mampu menyuplai kebutuhan pangan daerah dan nasional, maka harus dikonsolidasikan dalam sebuah wadah yakni koperasi.
“Saat ini kita sudah konsolidasikan petani pisang di Tenggamus Lampung, juga di Bener Meriah Aceh, yang mengelola lahan 1.000 hektare. Kemudian di Koperasi Pondok Pesantren Al It-tifaq di Ciwidey Bandung yang mewadahi dan mengonsolidasikan sekitar 1.200 petani sayur mayur. Sekarang kita bangun koperasi nelayan, sawit, hortikultuta, industri, pabrik-pabrik minyak makan merah yang dikelola oleh koperasi,” bebernya.
Karena itulah, banyak dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) manajer koperasi untuk ditempatkan di pabrik tersebut. “Kami harapkan IKOPIN menyiapkan SDM-nya termasuk sebagai pengawas koperasi. IKOPIN juga saya minta fokus siapkan kajian-kajian dan memperkuat koperasi sektor pangan,” katanya.
Rektor IKOPIN University Agus Pakpahan menyebutkan, potensi pengembangan koperasi masih sangat besar mulai dari sawit, padi, hortikultura, peternakan, dan lainnya. “Paling tidak di bidang pertanian ini akan kami kembangkan koperasi-koperasinya. Termasuk juga di bidang pendidikan, di bidang pengawasan koperasi, kami akan kembangkan itu supaya nanti terjadi sinergi antara IKOPIN sebagai tempat pendidikan, tempat pelatihan, dengan masalah di lapangan,” ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini IKOPIN University sedang membantu Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) dalam proses pendirian koperasi produsen petani kelapa sawit di Provinsi Riau yang rencananya akan mengonsolidasi sekitar 100.000 anggota petani kelapa sawit.
“Ini merupakan peluang besar bagi koperasi untuk berkiprah dan memberikan manfaat terbesar bagi anggotanya. Kehadiran KemenKop UKM bersama IKOPIN University sangat diharapkan bisa menjaga agar tujuan pendirian koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya dapat terwujud dengan baik,” tutupnya.







Komentar Via Facebook :