https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

IEU-CEPA Disepakati, Diharapkan Ekspor CPO Bisa Naik 100 Persen

IEU-CEPA Disepakati, Diharapkan Ekspor CPO Bisa Naik 100 Persen

Ilustrasi


Jakarta, elaeis.co – Pemerintah Indonesia resmi menyampaikan bahwa masa depan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunan sawit ke pasar Uni Eropa kini semakin cerah. Hal ini seiring dengan progres signifikan dalam perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang kini memasuki tahap akhir.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, mengungkapkan bahwa kerja sama strategis ini menjadi peluang besar untuk memperkuat pengakuan sawit Indonesia sebagai komoditas berkelanjutan (sustainable commodity).

"Eropa adalah salah satu pasar utama sawit kita, baik sebagai bahan baku energi, makanan, maupun industri lainnya. Yang penting, sawit kita harus diakui sebagai komoditas berkelanjutan," ujar Djatmiko dalam Forum KADIN, Jakarta Selatan, Senin (4/8).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa dalam perjanjian IEU-CEPA, Uni Eropa menyepakati pembebasan bea masuk untuk CPO Indonesia hingga 1 juta ton. Hal ini akan menjadi dorongan besar bagi peningkatan ekspor sawit dan produk turunannya ke Benua Biru.

“Kami sepakat tentang kuota, di mana untuk CPO sekitar 1 juta ton, dan PKO tergantung pada ekspor tahun lalu ke Uni Eropa,” jelas Airlangga beberapa hari lalu.

Selain itu, IEU-CEPA juga mencakup penghapusan tarif untuk sekitar 80 persen produk ekspor Indonesia ke Uni Eropa, yang ditargetkan akan berlaku efektif pada 2026.

Djatmiko optimistis, kesepakatan ini akan melipatgandakan volume dan nilai ekspor sawit Indonesia, termasuk CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil), yang selama ini kerap menghadapi hambatan non-tarif, terutama isu lingkungan dan keberlanjutan.

“Kami harapkan kerja sama ini bisa mendua kali lipatkan ekspor sawit dan turunannya ke pasar Eropa,” tegas Djatmiko.

Sebagai informasi, CPO dan PKO merupakan dua produk andalan yang banyak dimanfaatkan di berbagai industri, dari makanan, kosmetik, hingga energi terbarukan. Namun, selama ini ekspor ke Uni Eropa sering kali terganjal oleh kampanye negatif dan regulasi ketat terkait isu deforestasi.

Kesepakatan IEU-CEPA juga diharapkan menjadi jalan tengah dalam menghadapi regulasi EU Deforestation Regulation (EUDR) yang mulai berlaku pada 2025. Dengan adanya kerja sama ini, pemerintah berharap sawit Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai produk yang mematuhi standar keberlanjutan internasional.

Kunjungan Komisioner Uni Eropa Maros Sefcovic ke Jakarta pada September 2025 direncanakan menjadi momentum penandatanganan resmi IEU-CEPA. Setelah itu, berbagai ketentuan kerja sama akan mulai diimplementasikan secara bertahap pada 2026.

Dengan disepakatinya IEU-CEPA, Indonesia tidak hanya membuka gerbang ekspor lebih lebar, tetapi juga memperkuat citra sawit nasional sebagai komoditas yang ramah lingkungan, kompetitif, dan siap bersaing di pasar global.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :