Berita / Kalimantan /
Hilirisasi Sawit, Salah Satu Andalan Kutim Dorong Perekonomian
 
                Bupati Kutai Timur, H Ardiansyah Sulaiman, berdialog dengan masyarakat Desa Kandungan Jaya. foto: Prokopim
Sangatta, elaeis.co - Bupati Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, H Ardiansyah Sulaiman, menegaskan komitmennya dalam membangun ekonomi daerah melalui penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal itu disampaikan saat kunjungan kerjanya ke Desa Kandungan Jaya, Kecamatan Kaubun.
Dia menekankan pentingnya peran UMKM dalam upaya mengembangkan hilirisasi untuk memanfaatkan potensi lokal, khususnya kelapa sawit.
Dalam pertemuan bersama warga, Ardiansyah menyatakan bahwa sektor UMKM memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kutim. Menurutnya, perkebunan kelapa sawit yang tersebar luas di Kutim merupakan sumber daya strategis yang dapat dimanfaatkan lebih optimal oleh UMKM melalui pengembangan produk-produk turunan.
Menurutnya, hilirisasi sawit akan menjadi target utama selama lima tahun ke depan. Pada 2030, kelapa sawit akan menjadi primadona. "30 persen dari total perkebunan sawit di Kutim adalah milik masyarakat. Pemerintah akan terus mendorong dan mendampingi perkebunan rakyat untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit," ujar Ardiansyah dalam keterangan resmi Prokopim Kutim dikutip Kamis (19/12).
Produk turunan kelapa sawit, seperti minyak goreng, biodiesel, hingga bahan kosmetik, disebut Ardiansyah sebagai peluang strategis untuk membangun kemandirian ekonomi. Hilirisasi sawit juga diharapkan mampu meminimalisir ketergantungan Kutim pada sektor tambang batu bara dan minyak bumi yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi.
Tidak hanya fokus pada kelapa sawit, dia juga mendorong pengembangan sektor pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan pariwisata. Menurutnya, potensi ekonomi di Kutim sangat beragam dan perlu dimaksimalkan sebagai sumber pendapatan berkelanjutan.
"Produk-produk yang dapat diperbaharui akan menjadi fokus utama, baik untuk jangka menengah maupun panjang. Kutim memiliki lahan dan bahan baku yang melimpah, baik dari darat maupun laut. Ini menjadi perhatian pemerintah," jelasnya.
Langkah ini sejalan dengan visi Pemkab Kutim untuk mendorong inovasi berbasis potensi lokal, sekaligus mempersiapkan ekonomi daerah menghadapi perubahan global. Pembangunan industri hilir disebut sebagai kunci agar Kutim tidak hanya bergantung pada bahan mentah, tetapi mampu menghasilkan produk bernilai tambah.
Kunjungan Bupati Kutim ke Desa Kandungan Jaya menjadi momentum bagi masyarakat setempat untuk memperkenalkan berbagai program unggulan.
Ketua Koperasi Bina Taruan Mandiri (BTM), Priyanto, memaparkan rencana pengembangan perkebunan cabai yang ditargetkan untuk pasar ekspor ke Jepang. Selain itu, potensi komoditas lain seperti pisang gepok greece dan daun singkong juga menjadi fokus koperasi tersebut.
Menurut Priyanto, kebutuhan cabai di Jepang saat ini mencapai 6 ton per minggu, membuka peluang besar bagi petani lokal di Kutim. Dukungan dari pemerintah dan Kementerian Pertanian RI dalam bentuk mesin dan peralatan pertanian menjadi modal penting dalam memaksimalkan produksi.
"Harapan kami, Bapak Bupati bisa hadir kembali saat ekspor perdana cabai dan daun singkong ke Jepang nanti," ucapnya.
 







Komentar Via Facebook :