https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Hilirisasi Industri Berbasis Komoditas Dibutuhkan untuk Pacu Ekonomi

Hilirisasi Industri Berbasis Komoditas Dibutuhkan untuk Pacu Ekonomi

Pembukaan Aceh Investment Planning Forum. foto.: ist.


Banda Aceh, elaeis.co - Asisten I Setdaprov Aceh Bidang Pemerintahan, M Jafar, menyebutkan, merujuk RPJP Aceh 2012-2032 dan RUPM Aceh 2015-2025, kebijakan investasi Aceh belum berkembang dari pengelolaan sektor pertanian dan sumber daya mineral ke arah hilirisasi industri berbasis SDA dalam menciptakan multiflier effect, meningkatkan added value, memperkuat struktur industri dan menumbuhkan populasi industri serta lapangan pekerjaan.

"Padahal hilirisasi industri berbasis SDA sangat relevan dengan kondisi Aceh saat ini yang memiliki kekayaan hayati, mineral dan tambang sebagai bahan baku industri," katanya melalui keterangan resmi Humas Pemprov Aceh beberapa hari lalu.

Menurutnya, kegiatan ekspor Aceh saat ini masih bergantung pada tiga komoditas saja. Yakni batu bara, kopi dan pinang. Ketiga produk itu langsung dijual atau diekspor keluar Aceh tanpa melalui proses pengolahan sehingga capaian realisasi di sektor industri pengolahan Aceh masih rendah, yaitu sebesar 4,68% atau jauh di bawah Sumatera sebesar 20,50%.

"Kebiasaan petik jual, gali jual, dan tangkap jual tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut adalah paradigma lama yang perlu segera ditinggalkan dan beralih ke hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai jual SDA," katanya. 

Dia menekankan bahwa investasi merupakan faktor penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif, khususnya investasi hilirisasi berbasis SDA yang memiliki peran penting untuk mendukung tercapainya sasaran strategis investasi Aceh. "Seperti hilirisasi industri di sektor perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan, termasuk juga hilirisasi di sektor minyak, gas bumi, mineral dan batubara melalui semangat Aceh Green Investment,"tukasnya. 

"Para Bupati/Wali Kota di Aceh diminta memperkuat hilirisasi industri berbasis komoditas unggulan setiap daerah sebagai prime mover pertumbuhan perekonomian daerah melalui kerjasama kemitraan," tambahnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Rony Widijarto P, mendorong perusahaan-perusahaan di Aceh agar mengelola komoditas unggulan daerah secara maksimal.

Dia lantas mencontohkan posisi Indonesia sebagai market leader produksi CPO dunia. Namun Indonesia tidak boleh berhenti sampai CPO karena hilirisasi dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar.

“Sumatera memiliki keunggulan daya saing untuk dapat menjadi pusat hilirisasi kelapa sawit Indonesia. Ketersediaan pasokan, pasar, pembiayaan dan kebijakan pendukung, adalah syarat keberhasilan hilirisasi kelapa sawit,” jelasnya.

Dia menilai Aceh memiliki modal di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, serta pertambangan, yang menjadi kekuatan untuk mendukung hilirisasi industri. Hal ini juga didukung dengan ketersediaan infrastuktur untuk mendorong terlaksananya hilirisasi. 

"Dengan demikian, diperlukan kebijakan yang pro investasi dan dukungan para pihak untuk mewujudkan hilirisasi industri di Aceh dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Hambatan di bidang investasi menjadi tugas kita bersama untuk menyelesaikannnya dengan terus meningkatkan daya saing daerah untuk menarik minat investor ke Aceh," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :