https://www.elaeis.co

Berita / Iptek /

Hibah Kemendikbud-Ristek 2024 Dosen ITSI Medan Ciptakan Mesin Super Manis Pintar

Hibah Kemendikbud-Ristek 2024 Dosen ITSI Medan Ciptakan Mesin Super Manis Pintar

Ketua Tim Peneliti dari ITSI Medan, Ratu Mutiara Siregar, S.Kom.,M.Kom, dan Budi Mulyara, S.Pi, M.Sc menciptakan mesin "Super Manis Pintar" yang didanai dari Hibah Kemendikbud Ristek 2024. (Foto: dok.


MEDAN, elaeis co - Berbekal dana hibah hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) tahun 2024, sejumlah dosen peneliti dari Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) berhasil membuat sebuah gebrakan bagi petani kopi.

"Kami menciptakan mesin yang kami beri nama "Super Manis Pintar“ , sebuah mesin pengering kopi yang bermanfaat bagi petani kopi," kata Ketua Tim Peneliti, Ratu Mutiara Siregar, S.Kom.,M.Kom, kepada para wartawan di Medan, Sabtu (28/9/2024).

Kata Ratu Mutiara, inovasi pengering kopi yang mereka ciptakan itu berbasis arduino dan memang ditujukan untuk para petani kopi.

Dosen ITSI ini bercerita bahwa pihaknya berhasil lolos dalam pendanaan Hibah Kemendikbud-Ristek pada Tahun 2024, dan kemudian dana itu digunakan untuk membuat inovasi untuk petani kopi.

Inovasi itu, kata dia, diberi nama Super Manis Pintar: Sistem Pengendali Suhu dan Kelembaban pada Pengering Otomatis berbasis Arduino menggunakan Fuzzy Logic.

Inovasi itu, tambahnya lagi, berfungsi untuk membantu para petani kopi dalam proses pengeringan biji kopi setelah di panen. 

Ratu Mutiara Siregar mengatakan, inovasi dalam alat pengering ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas kopi, dan kesejahteraan para petani kopi. 

Adapun tantangan utama dalam pengeringan biji kopi, kata dia, adalah kelembaban tinggi, rendahnya sinar matahari dan cuaca tidak menentu. 

Hal ini, bebernya lagi, dapat mengakibatkan pengeringan terhambat dan pertumbuhan jamur yang merusak kualitas kopi. 

Dia juga bilang bahwa sistem ini didukung oleh sensor temperatur dan kelembaban udara berbasis Arduino untuk mengotomatiskan pengaturan blower atau pengering.

"Data yang telah terverifikasi menunjukkan bahwa sensor temperatur diatur untuk memastikan bahwa suhu pengeringan biji kopi tidak melebihi 55°C, yang merupakan batas toleransi yang aman untuk kualitas biji kopi yang optimal," kata dia.

Dengan menggunakan fuzzy logic, bebernya lagi, sistem dapat secara adaptif mengatur kinerja blower berdasarkan variasi suhu ruangan dan kelembaban udara, sehingga memastikan kondisi pengeringan yang sesuai dengan standar.

Sementara itu Budi Mulyara, S.Pi, M.Sc, selaku anggota peneliti berharap agar inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses pengeringan kopi, yang biasanya memerlukan pengawasan manual dan waktu yang cukup lama. 

Dengan alat pengering kopi otomatis berbasis Arduino, dirinya yakin petani kopi kini bisa lebih fokus pada proses lainnya, sambil tetap menjaga kualitas kopi yang diproduksi. 

"Dengan hadirnya alat pengering kopi otomatis berbasis Arduino, dunia perkebunan kopi semakin siap menghadapi era pertanian modern," ujarnya dengan nada optimis.

"Kemajuan teknologi memainkan peran penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen kopi," tutur Budi Mulyara lebih lanjut.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :