https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Hentikan Konversi ke Sawit dan Tambang, Tata Niaga Lada di Babel akan Diperbaiki

Hentikan Konversi ke Sawit dan Tambang, Tata Niaga Lada di Babel akan Diperbaiki

Perkebunan lada di Bangka Belitung. foto: Diskominfo Babel


Pangkalpinang, elaeis.co - Badan Pengelolaan, Pengembangan, dan Pemasaran Lada (BP3L) mendatangi Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Suganda Pandapotan Pasaribu, di rumah dinasnya.

"Kunjungan kami ini terkait masalah tata niaga lada," jelas Ketua BP3L Babel, Rafki Hariska.

Menurutnya, tata niaga lada harus diperbaiki dan diperkuat untuk menyemangati kembali petani untuk bertanam lada. "Banyak petani lada Babel saat ini sudah beralih profesi menjadi petani sawit. Bahkan jadi penambang dikarenakan harga lada yang kurang begitu bagus," ungkapnya.

Dalam penjelasannya, selain dengan Pj Gubernur Suganda, pihak BP3L juga berkoordinasi langsung dengan pihak Kementrian Perdagangan RI termasuk IPC (International Pepper Community) yang menjadi pintu bagi para pembeli di luar negeri sebagai patokan dalam membeli lada asal Babel.

Dia berharap pertemuan ini dapat membuka jalan agar Bangka Belitung menjadi penentu harga lada di Indonesia. "Kalau di negara Malaysia, India, Brazil, mereka sudah punya. Indonesia belum, padahal kita (Babel) sebagai pemilik lada terbaik di dunia," ujarnya.

Suganda menyambut baik rencana BP3L memperbaiki tata niaga lada. "Silahkan tentukan waktu agar tim BP3L, berbagai stakeholder, serta para pelaku usaha lada, dapat berkumpul untuk membahas terkait perihal tata niaga lada. Kita padu padankan mana yang lebih menguntungkan untuk semua dan usaha petani kita lancar," tukasnya.

Dia mengingatkan semua pemangku kepentingan lada berkumpul dan berdiskusi serta menurunkan ego dalam mengedepankan kepentingan masing-masing.
"Kita kalau sudah berwenang, jangan membuat masyarakat bingung. Untuk apa kewenangan kalian itu kalau gak ada manfaatnya buat kami?" tutur Suganda.

Menurutnya berbagai kewenangan tujuannya cuma satu, yaitu untuk kepentingan masyarakat. "Nah kalau untuk masyarakat kenapa kita gak bareng-bareng, untuk masyarakat tinggal carikan formulasinya seperti apa," tegasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :