https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Diprediksi Terus Meningkat, Ini Penyebabnya!

Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Diprediksi Terus Meningkat, Ini Penyebabnya!

Petani memamerkan TBS kelapa sawit. Foto: IST


Bengkulu, Elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu menyatakan bahwa harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di wilayah Bengkulu akan terus mengalami peningkatan dalam beberapa waktu mendatang. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) seiring dengan berkurangnya pasokan CPO di dalam negeri.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi menjelaskan, saat ini harga TBS kelapa sawit di Bengkulu sudah mencapai di atas Rp 2.500 per kilogram. Harga tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan menurunnya produksi CPO akibat produksi TBS kelapa sawit dari petani sawit yang ikut menurun pasca periode El Nino.
"Harga TBS kelapa sawit di Bengkulu diperkirakan akan terus seiring dengan menurunnya produksi CPO di dalam negeri," kata Rizon, Kamis 14 Maret 2024.

Baca Juga: Kenaikan Harga Bahan Pokok Selama Ramadan Mempengaruhi Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu

Menurutnya, penurunan produksi CPO disebabkan menurunnya produksi TBS kelapa sawit dari petani. Bahkan rata-rata produksi TBS kelapa sawit di tingkat petani mengalami penurunan hingga 50 persen.
"Produksi TBS kelapa sawit di petani telah menurun signifikan, sehingga menyebabkan produksi CPO ikut menurun," tutupnya.

Sementara itu, para pelaku industri di sektor kelapa sawit di Bengkulu menyambut baik kabar tentang peningkatan harga TBS. Salah satu Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Cabang Bengkulu, John Irwansyah Siregar. Menurutnya, kenaikan harga tersebut tentu saja menjadi angin segar bagi petani kelapa sawit di Bengkulu.
"Kenaikan harga TBS ini tentu menjadi angin segar bagi petani, karena selama ini petani mengalami tekanan ekonomi akibat harga yang tidak stabil," kata John.

Baca Juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Tingkat Petani di Kabupaten Seluma Rendah

Meski begitu, Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, John Simamora mengaku, peningkatan harga TBS kelapa sawit tidak berarti jika produksi TBS kelapa sawit di tingkat petani rendah. Sebab rendahnya produksi membuat pendapatan petani sawit ikut rendah.
"Percuma naik kalau produksi TBS kelapa sawit rendah, harusnya pemerintah memikirkan solusi untuk mengatasi penurunan produksi TBS kelapa sawit ini," ujarnya.

Selain itu, Aktivis Lingkungan di Bengkulu, Ali Akbar mengaku, khawatir dengan peningkatan harga TBS kelapa sawit. Menurutnya, meningkatnya harga tersebut bisa berdampak buruk terhadap lingkungan.
"Peningkatan produksi kelapa sawit dapat berpotensi merusak ekosistem hutan, karena akan ada banyak petani yang berpotensi merambah hutan untuk membuka kebun sawit," pungkasnya.

Meski begitu, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku, Pemerintah Provinsi Bengkulu selalu berusaha menenangkan kekhawatiran tersebut dengan menegaskan bahwa langkah-langkah untuk meningkatkan produksi kelapa sawit akan dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Mereka juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
"Kami pastikan langkah-langkah untuk meningkatkan produksi kelapa sawit akan dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab," tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :