Bengkulu, elaeis.co - Belum stabilnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ternyata tidak hanya membebani petani. Namun juga berdampak terhadap pelaku usaha.

Seperti yang dirasakan pengusaha Air Conditioner (AC) di Kota Bengkulu, Undang Sumbaga. Ia mengaku penjualan AC turun drastis akibat harga sawit belum stabil.

"Tentu sangat berpengaruh, walaupun belum begitu besar," kata Undang saat berbincang dengan elaeis.co, kemarin.

Jika dihitung-hitung, kata Undang, penurunan penjualan mencapai 10 persen. Berbeda kala harga sawit mencapai Rp3.000/kg di lima bula lalu, banyak masyarakat Kota Bengkulu yang membeli AC baru. 

Saat ini Sumbaga pun mulai memasarkan AC ke perusahaan-perusahaan di Kota Bengkulu. Sebab untuk memasarkan AC ke masyarakat atau konsumen perorangan, masih belum begitu maksimal mengingat kondisi ekonomi di daerah yang belum membaik.

"Kami coba tawarkan ke perusahaan-perusahaan, dan penjualannya bagus dibandingkan ke konsumen perorangan," ujarnya.

Meski begitu, ia mengaku tetap ada konsumen perorangan yang membeli AC di Bengkulu. Namun, pembeliannya tidak sebanyak konsumen perusahaan.

"Konsumen perorangan ada yang beli, tapi tidak begitu banyak, beda dengan konsumen dari perusahaan-perusahaan," tuturnya.

Ia berharap, harga TBS kelapa sawit ditingkat petani bisa segera membaik. Sehingga perekonomian masyarakat di Kota Bengkulu kembali membaik.

"Kalau harga kelapa sawit membaik, maka pendapatan petani juga membaik, sehingga daya beli mereka juga meningkat, termasuk pembelian AC," ujarnya.