https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Harga Pupuk Tak Pengaruhi Penangkar Bibit Sawit

Harga Pupuk Tak Pengaruhi Penangkar Bibit Sawit

Ketua Forum Kerja Sama Produsen benih Kelapa Sawit (FKPB-KS) Indonesia, Dwi Asmono. Ist


Jakarta, elaeis.co - Ketua Forum Kerja Sama Produsen benih Kelapa Sawit (FKPB-KS) Indonesia, Dwi Asmono dalam gelaran Gamal Institute Perkebunan Outlook 2022 beberapa waktu lalu mengatakan bahwa permintaan benih atau bibit kelapa sawit secara nasional naik di 2020. Kenaikan mencapai 21,8 % dari target yang dicanangkan.

Sementara jumlah produsen benih kelapa sawit justru dinilai relatif terbatas. Menurut Dwi tidak ada yang terlalu berpengaruh signifikan terhadap penangkaran bibit kelapa sawit. Baik itu saat masa pandemi maupun dengan tingginya harga pupuk yang saat ini juga masih melambung.

"Harga pupuk tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan bagi para penangkar. Lantaran saat pembibitan tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk," kata pria jebolan ITB itu, Jumat (4/2).

Padahal harga pupuk di pasar saat ini naik hingga 200%. Malah katanya, saat pandemi permintaan bibit kelapa sawit justru meningkat. Sampai Dwi menyebut saat itu justru masa cemerlang bagi bibit sawit.

Ini pengaruh dari berjalannya cukup optimalnya program peremajaan kelapa sawit (PSR) yang digaungkan pemerintah melalui BPDPKS. Tercatat 2021 lalu PSR telah mencapai 32,5% dari target yang dicanangkan secara nasional atau sekitar 242.537 hektar lahan. Sementara jumlah pekebun ada sekitar 105.684 petani kelapa sawit dengan dana yang tersalurkan sebanyak Rp6,59 triliun.

Selain PSR, peningkatan penyaluran benih nasional juga dipengaruhi dengan tingginya harga CPO sepanjang 2021 kemarin. Kendati demikian jumlah produsen benih kelapa sawit justru dinilai relatif terbatas.

"Tahun ini permintaan benih masih cukup tinggi. Yakni sampai 110 juta benih secara nasional. Ini asumsi lantaran harga CPO yang masih stabil serta realisasi PSR yang juga masih berjalan," katanya.

Pria berkacamata alumni IPB itu menjelaskan saat ini produsen resmi benih kelapa sawit di Indonesia hanya sebanyak 19 perusahaan. Dimana jumlah varietasnya mencapai 64 jenis.

Sementara Penelitian Pusat Kelapa Sawit (PPKS) masih menjadi instansi yang paling banyak menyalurkan benih tanaman bernama latin elaeis tersebut. Sedikitnya PPKS menguasai penyaluran sebanyak 40 persen.

"Meski begitu kita tetap membutuhkan pengawasan yang ketat agar dapat meminimalisir petani tertipu dengan benih yang tidak berkualitas," tandasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :