Berita / Kalimantan /
Harga Pupuk Masih Jadi Penghalang Bagi Petani di Kalbar
Sekretaris DPW Apkasindo Kalbar Agus Kuswara. (Ist)
Pontianak, elaeis.co - Produksi kebun kelapa sawit di Kalimantan Barat (Kalbar) tercatat mengalami penurunan. Selain faktor cuaca petani, rendahnya aktifitas pemupukan menjadi salah satu pengaruh anjloknya produksi tersebut.
Sekretaris DPW Apkasindo Kalbar Agus Kuswara mengatakan, rendahnya aktivitas perawatan atau pemupukan pada kebun kelapa sawit itu lantaran harga pupuk yang terus menjulang tinggi di wilayah Kalbar, salah satunya yakni di Kabupaten Melawi. Jika di daerah lain harga pupuk sudah terjangkau petani, di wilayah itu justru terus meningkat hingga saat ini.
"Petani sangat kesulitan untuk membeli pupuk. Saat ini untuk pupuk Mutiara saja harganya masih bertengger di angka Rp900.000/50kg," bebernya.
Sebetulnya kata Agus, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak pemerintah terkait kondisi ini. Namun memang belum ada solusi bagi petani.
Agus tak menampik ada alternatif lain untuk melakukan pemupukan ini, yakni menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang atau juga limbah kelapa sawit itu sendiri. Namun itu hanya dapat dilakukan oleh petani yang berdomisili dekat dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
"Kalau petani yang jauh dari PKD tentu tidak bisa melakukan pemupukan menggunakan tankos atau sebagainya," terangnya.
Jika dihitung hitung, akibat perihal ini produksi kelapa sawit petani anjlok sampai 50% lebih. Dimana hasil kebun persatu hektarnya saat ini hanya 500-600/kg. Padahal jika normal hasilnya bisa 1,5 ton sekali panen.
"Petani blas tidak menerima hasil. Jadi petani hanya menjaga agar buah tidak busuk di pohon saja. Untung ruginya mereka tidak pikirkan. Harapan kita ada solusi untuk para petani ini," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :