Berita / Sumatera /
Harga Naik Terus, Petani Karet di Bengkulu Beralih ke Tanaman Kelapa Sawit
Petani Kelapa Sawit di Bengkulu Utara berfoto di kebun karet yang telah ditebang. Foto: Sangun Doya.
Bengkulu, Elaeis.co - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang terus mengalami kenaikan mendorong sejumlah petani karet di Bengkulu beralih ke tanaman sawit. Bahkan saat ini harga TBS kelapa sawit sudah mencapai Rp 2.600 per kilogram.
Salah satu petani karet di Desa Batik Nau, Kecamatan Batik Nau, Kabupaten Bengkulu Utara, Asman mengatakan, harga karet di Bengkulu Utara belum memberikan keuntungan yang memadai bagi para petani. Sebab rata-rata masih bertahan diangka Rp 6.000 hingga Rp 6.500 per kilogram. Sementara itu, sejak beberapa tahun terakhir harga TBS kelapa sawit terus mengalami kenaikan dan saat ini sudah mencapai Rp 2.600 per kilogram.
"Harga getah karet belum membaik, makanya kami beralih ke tanaman sawit," kata Asman, Minggu 24 Maret 2024.
Baca Juga: Petani di Bengkulu Tengah Desak Pemerintah Selesaikan Masalah Penurunan Produksi Kelapa Sawit
Asman menambahkan, harga ideal untuk getah karet di tingkat petani seharusnya mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Namun, selama lebih dari 10 tahun, harga tersebut belum mengalami kenaikan.
"Kami harap adanya peran pemerintah, agar harga karet meningkat dan dapat mensejahterakan para petani karet," harap Asman.
Situasi sulit ini tentu saja mendorong banyak petani di Kabupaten Bengkulu Utara beralih menanam kelapa sawit. Sebab tanaman ini lebih menjanjikan bagi sebagian besar petani.
"Petani karet di Bengkulu Utara rata-rata sudah beralih ke tanaman sawit, tapi tetap saja peralihan ini bukanlah tanpa tantangan, karena diperlukan investasi awal yang cukup besar," kata Asman.
Asman berharap pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara bisa memberikan dukungan kepada para petani yang beralih profesi, baik dalam bentuk pelatihan maupun bantuan finansial, agar mereka dapat sukses dalam menanam kelapa sawit.
"Sebagai upaya jangka panjang, penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan para petani dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pertanian sawit yang lebih berkelanjutan dengan pelatihan dan bantuan bibit," pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Bengkulu Utara, Mian mengatakan, pemerintah tidak bisa mengintervensi harga karet di pasaran. Sebab seluruh mekanisme harga ditentukan oleh pasar.
"Kami tidak bisa mengintervensi harga karet karena itu pasar yang kendalikan," ujar Mi'an.
Selain itu, Mi'an mengaku, tidak melarang petani karet beralih ke tanaman sawit. Selagi tanaman tersebut menghasilkan dan memberikan keuntungan bagi petani maka pihak pemerintah kabupaten Bengkulu Utara mendukung.
"Kami tidak melarang kalau petani beralih ke tanaman kelapa sawit, selagi itu menguntungkan bagi petani, kami mendukung hal itu," pungkasnya.






Komentar Via Facebook :