Berita / Pasar /
Harga Minyak Sawit Naik Tipis, Tapi Data Ekonomi China Bikin Trader Deg-degan
Jakarta, elaeis.co – Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) Malaysia bergerak relatif stabil pada Senin atau bertahan di kisaran MYR4.020 per ton, setelah sempat anjlok tajam pada Jumat pekan lalu.
Stabilnya harga ini dipicu aksi bargain hunting, di mana pelaku pasar memanfaatkan harga yang menyentuh level terendah dua pekan terakhir untuk masuk membeli.
Menurut David Ng, trader dari Iceberg X yang berbasis di Kuala Lumpur, CPO saat ini memiliki level support di 3.950 MYR per ton dan resistance di 4.080 MYR per ton. Artinya, pergerakan harga masih berada di area wajar, tapi masih rawan fluktuasi jika ada sentimen baru dari pasar global.
Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah konfirmasi dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) terkait penjualan ekspor swasta 132.000 ton kedelai AS ke China untuk pengiriman tahun pemasaran 2025-2026.
“Data ini bisa memengaruhi harga minyak nabati global, termasuk sawit, karena kedelai dan CPO bersaing di pasar minyak nabati,” kata David Ng.
Selain itu, investor juga mencermati data ekonomi China yang masih lesu. Pertumbuhan output industri dan penjualan ritel November tercatat di bawah ekspektasi, menandakan tekanan domestik dan eksternal masih membayangi negara konsumen utama ini.
Data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) yang dirilis pekan lalu juga menambah cerita menarik. Produksi CPO pada November tercatat turun 5,3 persen secara bulanan menjadi 1,94 juta ton, namun stok akhir justru melonjak 13 persen menjadi 2,84 juta ton.
Ini menjadi level tertinggi dalam enam setengah tahun, akibat produksi sepanjang tahun yang kuat, bahkan berada di jalur menembus 20 juta ton untuk pertama kalinya.
Kondisi ini memunculkan dilema bagi pasar dimana stok tinggi bisa menahan kenaikan harga, tapi permintaan dari luar negeri, terutama Asia, tetap jadi kunci. Investor pun harus ekstra jeli memantau data produksi, ekspor, dan tren ekonomi global agar bisa mengambil posisi yang tepat.
Sejumlah analis menilai, harga CPO berpotensi bergerak sideways hingga menunggu sentimen baru, baik dari data ekonomi global maupun kebijakan pemerintah terkait ekspor. Namun, aksi beli saat harga turun diyakini akan terus menjaga level harga di atas MYR4.000 per ton.
Dengan dinamika ini, para pelaku pasar, mulai dari pedagang besar hingga eksportir kecil, tengah bersiap menghadapi akhir tahun yang penuh ketidakpastian tapi juga peluang emas bagi yang jeli membaca pergerakan pasar minyak sawit.







Komentar Via Facebook :