Berita / Bisnis /
Harga Minyak Sawit Masih Seksi, Habis Lebaran?
Direktur Eksekutif PASPI, Tungkot Sipayung. foto: aziz
Jakarta, elaeis.co - Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) memprediksi kalau dalam 2-3 bulan ke depan, pasar minyak sawit dunia masih dalam excess demand.
Ini terjadi lantaran sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia merubah skema Pungutan Ekspor (PE) menjadi progresif.
Ini kelihatan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 23 tahun 2022. Akibatnya, setiap kenaikan USD50 per ton harga minyak sawit dunia, akan diikuti oleh kenaikan PE USD20.
Baca juga: Ini Yang Membuat Harga Migor Indonesia Termurah di Dunia
"Perubahan skema PE ini akan membuat keseimbangan baru pasar CPO dunia dan domestik. Kenaikan PE akan menekan harga CPO dan Tandan Buah Segar (TBS) domestik. Tapi kenaikan PE juga mendorong kenaikan harga CPO dunia," urai Direktur Eksekutif PASPI, Tungkot Sipayung saat berbincang dengan elaeis.co, tadi siang.
"Apalagi minyak subsitusinya pada bahan pangan (soybean, sunflewer, rapeseed) maupun pada pasar energi (crude oil fosil) masih cenderung naik," tambahnya.
Tapi setelah lebaran kata lelaki 56 tahun ini, akan ada koreksi harga yang bersumber dari; peningkatan produksi CPO dunia, pemulihan produksi soybean di Amerika Selatan, pulihnya pandemi covid, dan faktor lainya.







Komentar Via Facebook :