https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Harga Minyak Sawit Lesu, CPO Melemah 1 Persen Sepanjang Minggu Ini

Harga Minyak Sawit Lesu, CPO Melemah 1 Persen Sepanjang Minggu Ini

Ilustrasi ekspor CPO.(Int)


Jakarta, elaeis.co - Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali tertekan. Sepanjang pekan ini, harga turun 1 persen, membuat pasar waspada dan petani sawit ikut cemas menghadapi gejolak harga.

Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami pelemahan sepanjang pekan ini. Kontrak berjangka (futures) acuan CPO untuk pengiriman Desember di Bursa Derivatif Malaysia tercatat turun 0,23 persen menjadi MYR4.424 per metrik ton pada perdagangan terakhir. Secara mingguan, kontrak tersebut melemah 1,05 persen.

Pelemahan harga CPO dipengaruhi oleh kombinasi faktor eksternal, mulai dari libur panjang di kawasan Asia, dinamika ekspor, hingga proyeksi produksi komoditas pesaing seperti kedelai dari Brasil.

Menurut Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), harga acuan minyak sawit mentah Oktober dinaikkan, sehingga kisaran bea ekspor tetap pada level 10 persen. Kebijakan ini bertujuan menjaga stabilitas perdagangan sekaligus mempertahankan daya saing CPO di pasar global.

Meski demikian, keputusan ini belum mampu menahan pelemahan harga di pasar berjangka. Investor masih menunggu kepastian arah permintaan dari negara-negara importir utama seperti India dan Tiongkok.

Sementara itu, Data Intertek Testing Services, lembaga survei kargo, mencatat ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1–15 September naik 2,6 persen dibanding periode 1–15 Agustus. Namun, data berbeda datang dari perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia, yang justru melaporkan ekspor turun tipis 0,1 persen.

Perbedaan data ini menunjukkan bahwa pasar masih berada dalam fase volatilitas, dengan permintaan global yang belum sepenuhnya stabil.

Di sisi lain, permintaan dari India, sebagai pembeli minyak sawit terbesar di dunia, diperkirakan tetap kuat. Negara tersebut tengah bersiap menghadapi musim festival pada pertengahan Oktober, yang biasanya mendorong konsumsi minyak nabati.

Pada Agustus lalu, impor minyak sawit India melonjak 15,8 persen menjadi 990.528 ton—level tertinggi dalam lebih dari setahun. Lonjakan ini terjadi karena harga CPO yang lebih menarik dibanding minyak nabati lainnya seperti kedelai. Asosiasi Ekstraktor Pelarut India (Solvent Extractors’ Association of India/SEA) bahkan memproyeksikan impor lebih dari 800.000 ton sepanjang September 2025.

Meski harga melemah 1 persen sepanjang pekan ini, analis menilai tren jangka menengah masih bergantung pada keseimbangan antara pasokan dan permintaan global. Dukungan permintaan dari India serta kebijakan ekspor Malaysia bisa menjadi penopang harga. Namun, jika produksi kedelai terus melimpah, harga CPO berpotensi tetap bergerak dalam tekanan.

Dengan volatilitas yang ada, pelaku pasar diminta tetap mencermati data ekspor, kebijakan bea keluar, serta tren konsumsi di negara-negara tujuan utama. Harga minyak sawit yang lesu saat ini bisa berubah cepat seiring dinamika global.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :