https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Harga CPO Sudah Rp9.923/Kg, Tapi Petani Masih Murung

Harga CPO Sudah Rp9.923/Kg, Tapi Petani Masih Murung

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bengkulu, John Irwansyah Siregar. Foto: Sangun Doya


Bengkulu, elaeis.co - Kemarin, harga Crude Palm Oil (CPO) hasil tender di PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) sudah bertengger di angka Rp9.923 per kilogram. Angka ini menanjak hampir Rp2000 ketimbang awal bulan lalu. 

Pelaku sawit menyebut bahwa kenaikan harga CPO ini akan menggeret harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Bengkulu. 

"Artinya harga TBS petani juga akan keangkat naik, ini baik untuk pengusaha dan petani sawit di daerah. Kita tunggu saja harga TBS segera menyesuaikan dengan kenaikan harga CPO itu," kata Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bengkulu, John Irwansyah Siregar kepada elaeis.co, kemarin. 

Baca juga: Hasrat GAPKI Bengkulu di Pulau Baai

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Bengkulu, Jakfar mengaku kalau kenaikan harga CPO telah berpengaruh terhadap harga TBS. 

"Tapi kenaikannya masih sangat tipis. Mestinya, kalau harga CPO Rp9.923 per kilogram, harga TBS sudah Rp2.000 per kilogram. Tapi kenyataannya, harga TBS di tingkat petani swadaya masih di bawah Rp1.500 per kilogram," terangnya.

Malah sekarang kata Jafar, 37 persen daerah yang melepas harga TBS, masih di bawah rata-rata harga penetapan Dinas Perkebunan (Disbun).

Lantas, petani yang bermitra atau petani swadaya yang bermitra dengan pabrik, pada 29 Juli 2022, harga TBS nya sedikit lebih tinggi; Rp1.780. Angka ini masih 23 persen di bawah penetapan harga Disbun. 

"Oleh kenyataan inilah makanya kami dorong Permentan 01 Tahun 2018 dihapus saja, soalnya kalau tidak dihapus, hanya petani mitra saja yang kebagian harga beli TBS tinggi," katanya.



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :