Berita / Nasional /
Harga CPO Naik, AALI Mantap Replanting Sawit Besar-Besaran di 2025
Jakarta, elaies.co - Kabar baik datang dari industri sawit nasional. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatat kinerja positif pada paruh pertama 2025. Meski belanja modal alias capital expenditure (capex) justru lebih rendah dibanding tahun lalu, perusahaan tetap tancap gas menjalankan strategi peremajaan sawit besar-besaran.
Sepanjang Januari–Juni 2025, AALI menggelontorkan capex sebesar Rp250 miliar, turun sekitar 34% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun penurunan itu bukan berarti perusahaan menahan langkah. Justru sebagian besar dana difokuskan untuk kegiatan replanting atau menanam kembali sawit-sawit tua agar produktivitas bisa terus terjaga.
“Prioritas untuk perseroan pada tahun ini tetap pada replanting. Sekitar 74% belanja modal kami digunakan untuk kegiatan tersebut,” jelas Direktur AALI, Tingning Sukowingnjo.
Selain replanting, AALI juga mengalokasikan 18% capex untuk pembangunan pabrik dan pelabuhan, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan non tanaman.
Langkah replanting ternyata berjalan efektif. Hingga Juni 2025, AALI berhasil meremajakan 2.774 hektare sawit, naik 15% dibanding tahun lalu yang hanya 2.415 hektare. Bagi perusahaan, replanting adalah kunci menjaga keberlanjutan bisnis jangka panjang. Sawit yang lebih muda otomatis lebih produktif, sehingga hasil panen bisa meningkat stabil ke depan.
Saat ini, AALI mengelola 284.831 hektare lahan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Dari jumlah itu, 75% merupakan perkebunan inti, sementara sisanya perkebunan plasma yang melibatkan masyarakat. Perusahaan juga mengoperasikan 32 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 1.570 ton tandan buah segar (TBS) per jam, dua pabrik pupuk, dan dua pabrik penyulingan.
Kapasitas besar ini terbukti mampu mengolah hasil panen yang meningkat. Pada semester I-2025, produksi TBS olah AALI tumbuh 14% menjadi 3,14 juta ton, dibanding 2,76 juta ton pada periode sama 2024. Kenaikan ini ikut mendorong produksi crude palm oil (CPO) naik 14% dan kernel naik 12% secara tahunan.
Selain volume produksi yang naik, AALI juga diuntungkan oleh tren positif harga CPO global. Harga rata-rata penjualan CPO perseroan sepanjang Januari–Juni 2025 tercatat Rp14.268 per kilogram, lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp12.883 per kilogram. Kenaikan hampir Rp1.400 per kg ini jelas memberi dorongan signifikan pada pendapatan perusahaan.
Dengan harga jual yang lebih baik, strategi AALI untuk tetap konsisten melakukan replanting terbilang tepat. Ketika harga sedang bagus, hasil panen bisa dijual dengan margin lebih lebar, sementara peremajaan tanaman akan menjamin produktivitas tetap tinggi di tahun-tahun mendatang.
Menurut Tingning, fokus pada replanting bukan hanya soal menjaga produksi, tetapi juga bagian dari komitmen perusahaan untuk menjalankan praktik berkelanjutan. Sawit tua yang produktivitasnya menurun perlu segera diganti agar lahan tetap optimal, tanpa harus membuka area baru.
“Peremajaan tanaman tua merupakan bagian dari strategi menjaga keberlanjutan bisnis jangka panjang,” tegasnya.
Dengan kombinasi kenaikan harga CPO, peningkatan produksi, dan strategi replanting yang agresif, AALI tampak cukup percaya diri menghadapi sisa tahun 2025. Meski capex menurun, arah investasi perusahaan jelas mengarah pada efisiensi dan keberlanjutan.







Komentar Via Facebook :