https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Infotorial

Hanya Petani ISPO yang Tak Menjerit

Hanya Petani ISPO yang Tak Menjerit

Direktur PT Persi, M Nasir. (Sahril/Elaeis)


Siak, elaeis.co - Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tiga bulan terakhir sangat dirasakan dampaknya oleh petani. Terkhusus petani sawit swadaya atau mandiri.

Namun tidak dengan pekebun yang mengantongi sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) di Kabupaten Siak, Riau.

Soalnya, harga TBS pekebun ISPO masih tergolong normal. Kendati tidak sampai Rp3.000-an per kilogramnya, namun harganya jauh di atas harga TBS milik petani swadaya.

"Yang agak susah itu, petani mandiri. Kalau harga TBS sawit pekebun ISPO, saya rasa masih tergolong aman. Sebab tidak pernah harga TBS (pekebun ISPO) dibawah Rp.1.000 per kilogramnya," kata Direktur PT Permodalan Siak (Persi), M Nasir kepada elaeis.co, Selasa (26/7).

Nasir mengatakan, dari 17 koperasi sawit yang bermitra dengan PT Persi, tiga koperasi di antaranya sudah mengantongi sertifikat ISPO. Yakni Koperasi Sekato Jaya Lestari Mandi Angin di Kecamatan Minas, Koperasi Tinera Jaya di Kecamatan Sungai Apit, dan Koperasi Swamitra Pebadaran Kecamatan Pusako.

Koperasi Sekato Jaya Lestari saat ini mengelola kebun sekitar 450 hektare. Sementara Koperasi Tinera Jaya mengelola kebun kelapa sawit seluas 651 hektare di wilayah Kecamatan Sungai Apit.

Sedangkan lahan yang dikelola Koperasi Swamitra seluas 419 hektare. Lokasi kebunnya, berbatasan dengan kebun Koperasi Tinera Jaya di Teluk Mesjid Sungai Apit.

"Saat ini, harga TBS sawit pekebun ISPO sekitar Rp1.600-Rp1.500 per kilogram. Artinya masih bisa tersenyum lah. Dibanding harga TBS sawit petani mandiri, saya rasa jauh. Sebab, harga TBS sawit petani mandiri saat ini masih dibawah Rp1.000 per kilogramnya," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :