https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Guru Besar IPB Tegaskan Sawit Bukan Biang Kerok Deforestasi di Indonesia

Guru Besar IPB Tegaskan Sawit Bukan Biang Kerok Deforestasi di Indonesia

Prof. Sudarsono Soedomo.


Jakarta, elaeis.co – Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera kembali menyoroti isu deforestasi, dengan banyak pihak menyasar perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab utama. 

Namun, Prof. Sudarsono Soedomo, guru besar Ekonomi Kehutanan dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor (IPB), menegaskan bahwa kelapa sawit bukan penyebab deforestasi.

Dalam tulisannya bertajuk “Sawit Bukan Musuh Hutan”, Prof. Sudarsono menekankan bahwa hilangnya hutan terjadi karena keputusan manusia, bukan karena tanaman sawit itu sendiri. 

“Kelapa sawit tidak pernah menebangi hutan. Ia tidak berpindah, tidak meminta lahan baru, dan tidak memiliki inisiatif untuk menghancurkan hutan,” tegasnya.

Menurut Prof. Sudarsono, manusia, baik petani, investor, maupun pemilik modal yang menentukan penggunaan lahan. Sawit dipilih karena alasan ekonomi, tetapi jika bukan sawit, hutan tetap bisa ditebang untuk menanam kopi, karet, cokelat, eukaliptus, atau bahkan untuk pembangunan perumahan, jalan, dan tambang. 

Menyalahkan sawit, kata dia, mengabaikan masalah mendasar yaitu keputusan ekonomi dan tata kelola lahan.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara maju seperti Australia, Amerika Utara, dan negara-negara Eropa juga mengalami deforestasi untuk berbagai kepentingan ekonomi dan infrastruktur. 

Hal ini menunjukkan bahwa deforestasi bukan soal tanaman, melainkan tentang tekanan ekonomi dan pengelolaan ruang yang tidak seimbang.

Salah satu inti masalah, jelas Prof. Sudarsono, adalah rendahnya nilai ekonomi hutan dibandingkan dengan lahan produktif lain. Selama kayu dihargai rendah, jasa lingkungan tidak diperhitungkan, dan karbon tidak dianggap aset, hutan akan selalu kalah bersaing dengan komoditas yang menjanjikan keuntungan cepat.

Untuk itu, solusi yang tepat bukanlah memusuhi sawit, tetapi meningkatkan nilai ekonomi hutan. Dengan strategi ini, hutan menjadi pilihan yang menguntungkan dan layak dipertahankan. “Jika hutan memiliki daya tarik ekonomi, manusia akan memilih menjaga daripada menebang,” ujarnya.

Prof. Sudarsono menekankan bahwa menyalahkan kelapa sawit hanya mengalihkan perhatian dari pertanyaan lebih besar: mengapa ekonomi kita membuat hutan selalu kalah? Menjawab pertanyaan ini dengan jujur akan membuka jalan bagi masa depan hutan Indonesia yang lebih jelas dan berkelanjutan.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :