https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Guru Besar IPB: Sawit Jadi Pilihan Paling Rasional Bagi Petani

Guru Besar IPB: Sawit Jadi Pilihan Paling Rasional Bagi Petani

Prof. Sudarsono Soedomo. Foto: Dok. IPB


Bogor, elaeis.co – Di tengah wacana pengembangan pertanian berkelanjutan, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Prof. Sudarsono Soedomo, menegaskan bahwa kelapa sawit masih menjadi pilihan paling rasional bagi petani kecil dan menengah di Indonesia.

Dalam sebuah diskusi akademik baru-baru ini, Prof. Sudarsono menyampaikan bahwa faktor ekonomi dan kestabilan pasar menjadi alasan utama mengapa banyak petani tetap memilih sawit sebagai sumber penghidupan utama.

“Kelapa sawit memang sering dikritik dari sisi lingkungan, tapi kenyataannya, bagi petani, sawit memberi jaminan pendapatan rutin dan sistem pemasaran yang sudah terbentuk,” ujarnya.

Menurutnya, komoditas tropis alternatif seperti durian, mangga, atau lengkeng memang menjanjikan dari sisi nilai jual, terutama dengan teknologi budidaya modern. Namun, tantangan besar justru muncul pada sisi distribusi dan pemasaran.

Buah-buahan hortikultura ini memiliki umur simpan pendek, mudah rusak, dan butuh fasilitas cold chain serta logistik yang rumit. Tanpa infrastruktur memadai, petani justru berisiko rugi besar akibat hasil panen yang tak terserap pasar.

Sebaliknya, kelapa sawit menawarkan kestabilan. Hasil panen berupa Tandan Buah Segar (TBS) langsung dibeli oleh pabrik kelapa sawit (PKS). Prosesnya pun terjadwal dan rutin. Setelah masa tanam 3–4 tahun, sawit bisa berproduksi hingga 25–30 tahun, memberikan kepastian jangka panjang bagi petani.

“Petani sawit tidak harus memikirkan pengepakan atau penyimpanan. Mereka fokus ke produksi, dan hasilnya langsung laku,” jelas Sudarsono.

Ia juga menyoroti peran koperasi petani, kemitraan dengan perusahaan, serta dukungan bibit dan pelatihan yang menjadikan ekosistem sawit lebih kondusif dibandingkan sektor hortikultura.

Meski begitu, dia tak menutup peluang diversifikasi. Ia menekankan bahwa pemerintah perlu membangun ekosistem komoditas alternatif yang tangguh. Mulai dari infrastruktur distribusi, fasilitas pascapanen, hingga jaminan harga minimum bagi petani.

“Selama tantangan itu belum terjawab, sawit akan tetap jadi pilihan yang paling masuk akal,” tutupnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :