Berita / Nusantara /

Gundah Gulana, 7 PKS di Kukar Tak Beli Kelapa Sawit Petani

Gundah Gulana, 7 PKS di Kukar Tak Beli Kelapa Sawit Petani

Kredit Foto: Elaeis/Sahril


Jakarta, elaeis.co - Usai dihantam dengan harga tandan buah segar (TBS) yang terus anjlok, kini petani kelapa sawit justru dihadapkan dengan tutupnya pabrik kelapa sawit (PKS) yang membuat hasil produksi kebun petani justru tidak kaku terjual.

Selain di Kepulauan Bangka Belitung, kondisi ini juga terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tepatnya di kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Di wilayah itu, sedikitnya ada 7 pabrik kelapa sawit yang sudah tidak menerima TBS dari petani. PKS tersebut beralasan tangki penyimpanan CPO penuh, sehingga kudu menghentikan operasional mereka.

"Ini masih juga dampak dari kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bahan baku dan minyak goreng yang diumumkan presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu," terang Ketua DPD Apkasindo Kutai Kartanegara (Kukar), Daru Widiyatmoko, Sabtu (14/5).

Akibat tutupnya PKS tersebut, petani kini pontang panting dalam menjual hasil produksi kebun kelapa sawitnya. Meski dibeli dengan harga rendah petani memilih mengirim ke PKS lain yang justru berada jauh dari lokasi kebunnya. 

Tentu hal ini membuat biaya produksi petani semakin membengkak. Akibatnya tentu hasil yang diperoleh tidak maksimal.

"Jika kondisi ini dibiarkan berkepanjangan, maka kita khawatir akan terjadi di semua daerah. Semua PKS tutup, terus mau makan apa petani," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta agar pemerintah sudi mencabut atau mengevaluasi kebijakan larangan eskpor tersebut. "Minimal kasihlah petani ini solusi," imbunya.

Bukan hanya di Kukar saja, di Kabupaten Paser, juga terdapat dua PKS yang juga memilih menutup sementara pembelian TBS dengan alasan yang sama.

Bekman Siahaan, selaku Plt Ketua DPW Apkasindo Kaltim penutupan PKS itu audah sejak dua hari lalu. "Lantaran tutup, jadi petani menjual sawitnya ke PKS lain. Beruntung masih ada 12 PKS lagi yang masih buka. Namun tentu biaya operasional semakin membengkak," paparnya.

Saat ini harga kelapa sawit di wilayah itu berkisar antara Rp1.800-Rp2.000/kg. Harga ini sangat jauh dari harga penetapan pemerintah yang berada di angka Rp3.400/kg.

"Sekarang sudah rata, gak petani swadaya atau petani plasma, harga kelapa sawit anjlok semua," tuturnya.

Bahkan akibat kondisi ini, tidak sedikit petani yang malas untuk memanen kebun kelapa sawitnya. Mereka menganggap hanya membuang-buang energi lantaran tidak dapat menikmati hasilnya.

Artinya ribuan petani kelapa sawit pada 17.000 hektare perkebunan sawit di Kaltim terancam kehilangan penghasilan.

Komentar Via Facebook :