Berita / Feature /
Geliat Ultra Strong Dari Sudut Tapung (2)
Kevin bersama bersama sejumlah petani sawit saat berada di pabrik sederhana Ultra Strong di kawasan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau. Foto: Aziz
Hasil adonan tadi kemudian mulai diaplikasikan pada lahan ujicoba seluas 40 hektar. Mula-mula tiap batang pohon kelapa sawit dicekoki dosis tunggu; 2 kilogram perbatang. "Secara vegetatif, hasilnya enggak memuaskan meski secara buah bagus," katanya.
Bolak balik Shanta menguji adonan pupuknya itu ke laboratorium. Adonan yang diuji adalah adonan yang sudah diaplikasikan ke kebun percobaan tadi.
Setelah lima kali pengujian laboratorium, persis enam bulan, barulah Shanta menemukan formula yang pas akan pupuk organik itu. Bahwa tiap satu batang pokok kelapa sawit cukup diberikan satu kilogram pupuk organik tadi.
Persis tahun 2013 kata Shanta, dia sudah benar-benar menemukan komposisi yang pas dan itu untuk pemakaian pribadi.
Baca juga: Geliat Ultra Strong Dari Sudut Tapung (1)
Lantas seperti apa sebenarnya pola kerja Ultra Strong tadi? Bagi Santha, kerja bakteri adalah menghasilkan beberapa fungsi untuk tanaman.
Selain bisa memperkaya Nitrogen, juga bisa meningkatkan antibodi pada tanaman dan meningkatkan hormon yang dibutuhkan oleh tanaman.
"Nah, di alam kita ini sebenarnya sudah ada yang namanya pospat yang bisa didapat dari pelapukan pelepah dan Nitrogen di udara bebas. Inilah yang kita ikat pakai bakteri tadi," kata Shanta.
Ultra Strong bekerjasama dengan produk F1 bakteri sebagai pelengkap dalam penguraian pupuk supaya lebih cepat terserap oleh tanaman.
Kata Shanta, ada 9 jenis bakteri di dalam pupuk tadi. Salah satu bakteri dari 9 bakteri itu ada yang bisa mengikat Kalium supaya tidak gampang tercuci dan bakteri itu juga mengikat kalium supaya gampang terurai biar lebih cepat terserap oleh tanaman. Kemudian, basil yang ada di bakteri tadi juga sebagai anti bodi tanaman," urai Santha panjang lebar.
Lantaran gampang diserap tanaman itulah kata Shanta makanya kalium tadi bisa langsung berdampak pada tanaman. Beda dengan KCL pada pupuk kimia yang butuh waktu berbulan-bulan baru bisa terurai menjadi K2O. "Itulah makanya pupuk kimia lamban berdampak pada tanaman," ujarnya.
Adapun K2O tadi kata Shanta adalah bersumber dari proses fermentasi tandanan kosong (tankos). Tankos sendiri sudah mengandung banyak kandungan unsur hara seperti NPK.
Intinya kata Shanta, Ultra Strong adalah pupuk yang mampu mengembalikan keseimbangan mikroorganisme. Sebab bakteri bersimbiosis dengan akar tanaman. Ada yang mengikat dan ada pula yang melepas. "Itulah makanya tanah akan selalu gembur," katanya.
Terus kalau kebetulan tanah milik adalah tanah gersang atau tanah yang sudah jenuh oleh pupuk kimia, "Kita lakukan soil rekonstruksi dulu sampai tanah benar-benar normal. Saya ada pengalaman dengan tanah yang ditanami jeruk di kawasan Palas Pekanbaru. Di sana tanahnya marginal, yang kalau musim kemarau menjadi debu," cerita Shanta.
Shanta kemudian merekonstruksi tanah tadi pakai Ultra Strong Soil Rekonstruktor (USSR) yang didalamnya terdapat zat penumbuh akar. Proses rekonstruksi ditargetkan setahun (enam kali aplikasi).
Pada tiga bulan pertama kata Shanta, tanaman yang tadinya enggak mau berbunga, ternyata sudah mulai berbunga. "Begitulah kemajuan proses rekonstruksi tadi," katanya.
Singkat cerita, pupuk yang dibikin oleh Shanta cs ini mulai menyebar dari mulut ke mulut. Pupuk yang tadinya hanya untuk dipakai sendiri, mulai dibeli orang. "Semua produksi kami hanya 60 ton perbulan. Sekarang sudah sekitar 300 ton perbulan," ujarnya.
Biar kemasan pupuk tadi kelihatan bagus kata Shanta, sejak enam bulan lalu kemasan pupuk yang sudah ditabur di hamparan lahan seluas 1.700 hektar itu diberi merek.
"Para pemakainya ada di Kabupaten Siak, Kampar, Pelalawan, termasuk di Dharmasraya Sumatera Barat (Sumbar)," ujar Shanta.
Sebenarnya kata Shanta, pupuk tadi sangat memungkinkan dibikin dalam bentuk cairan. Namun lantaran petani sudah terbiasa dengan pupuk padat, Shanta menyesuaikan.
Shanta mengaku tidak kepikiran untuk menyodorkan karyanya itu kepada pemerintah. "Saya bisa membantu para petani, sudah syukur," katanya.
Shanta kemudian berpesan kepada para petani untuk memahami secara sederhana tentang kebutuhan nutrisi tanaman, khususnya kelapa sawit.
"Tanah kita ini organik, jadi butuhnya juga yang organik-organik. Dan sebahagian organik itu sudah tersedia di alam, tinggal kita mengikatnya saja. Mengurangi pemakaian pupuk kimia, akan membikin tanah kita lebih subur dan gembur. Sebab jika pakai kimia terus, tanah akan jenuh dan padat," ujar Shanta.
Satu hal yang paling penting lagi kata Shanta, dengan memakai pupuk alami, maka negeri ini akan mengurangi pemakaian Pospat dan KCl kimia yang jelas-jelas semuanya barang impor.
Pospat diimpor dari Mesir dan Peru, sementara KCl dari Kanada Bela Rusia dan Cina. "Ngapain kita beli yang mahal kalau di dalam negeri ada yang murah tapi dengan kualitas yang tidak kalah. Analoginya seperti kita berobat, untuk apa beli obat paten kalau dengan generik kita bisa sembuh," katanya. Abdul Aziz

Komentar Via Facebook :