Berita / Lingkungan /
Gelar Lokakarya, Perusahaan Sawit Ini Ingin Para Pemasok di Aceh Paham NDPE
Sinar Mas Agribusiness and Food menggelar sejumlab pelatihan kepada para petani sawit. (Foro: Sinar Mas)
Subulussalam, elaeis.co - Guna meningkatkan pemahaman terhadap tanpa deforestasi, tanpa gambut, dan tanpa eksploitasi (NDPE), PT Sinar Mas Agribusiness and Food mengadakan lokakarya bagi para pemasok di kawasan bagian selatan (basela) Aceh.
Termasuk para pemasok dari Kabupaten Singkil, Kotamadya Subulussalam, Kabupaten Aceh Selatan, dan Kabupaten Nagan Raya.
Lokakarya itu sendiri, berdasarkan keterangan resmi Sinar Mas yang diperoleh elaeis.co , Rabu (5/6/2024), digelar di Kotamadya Subulussalam beberapa waktu lalu.
Pada lokakarya ini, kata Head of Supplier Transformation, Fauzan Kurniawan, Sinar Mas Agribusiness and Food memaparkan wawasan tentang aspek ketertelusuran atau tracebility.
“Serta dipaparkan juga pemantauan deforestasi serta metodologi yang digunakan untuk menelusuri asal-usul produk minyak sawit,” ungkapnya.
Langkah lain yang dilakukan adalah dengan melacak koordinat pabrik kelapa sawit (PKS), mengumpulkan data tentang agen dan perkebunan, dan memadukan konversi lahan secara ketat.
“Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pendekatan yang solid dalam menyatukan deforestasi dan mampu menawarkan rantai pasokan yang dapat ditelusuri,” kata Fauzan.
Ia mengatakan, keberadaan para pemasok sangat penting bagi kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen keberlanjutannya.
Oleh karena itu, tuturnya, penting pula bagi perusahaan untuk membantu pemasok memahami dan mematuhi peraturan pemerintah dan kebijakan perusahaan untuk mencegah deforestasi.
“Kami mendukung dan memantau rantai pasokan kami melalui berbagai metode bantuan intensif serta pemantauan yang komprehensif dan sistematis," kata dia.
"Tujuan kami adalah membantu memudahkan pemasok memenuhi persyaratan keberlanjutan kami, meningkatkan kinerja pertanian dan bisnis mereka sendiri, dan beroperasi secara legal," ia menambahkan.
Pihaknya pun menyoroti laju deforestasi dan mewujudkan rantai pasok yang berkelanjutan, karena otu adalah tanggung jawab bersama semua pihak.
Salah satu peserta dalam lokakarya itu adalah Syahid, seorang utusan dari perusahaan pemasok PT Sawit Nagan Raya Makmur yang mengaku antusias mengikuti lokakarya ini.
“Saya ingin memperdalam proses penerapan berbagai persyaratan pembeli seperti no deforestation, no peat, and no exploitation (NDPE) dan hubungannya dengan rantai pasok," kata dia.
Ia menegaskan bahwa penerapan NDPE pada rantai pasok sangat berperan besar dalam penjualan produk perusahaan.
Baca Juga: Ini Target Sinar Mas Terkait Petani Sawit dan NDPE di 4 Provinsi pada 2025
Sebelumnya, Syahid mengaku pernah mengikuti kegiatan yang digagas Sinar Mas Agribusiness and Food terkait minyak sawit berkelanjutan, seperti Ksatria Sawit dan Sawit Terampil.
Beberapa materi yang diterimanya antara lain penelusuran produk sampai ke perkebunan (TTP), pengelolaan limbah, pemantauan deforestasi, dan pendampingan petani.
“Selama ini dukungan yang diberikan Sinar Mas Agribusiness and Food sangat bermanfaat dan menambah wawasan kami,” kata Syahid.
Perlu diketahui, dalam tiga tahun terakhir, Sinar Mas Agribusiness and Food telah menyelenggarakan empat lokakarya untuk memperdalam pemahaman pemasok di Aceh terkait penerapan kebijakan NDPE.
Lokakarya ini berkontribusi pada peningkatan NDPE IRF pemasok Sinar Mas Agribusiness and Food di Aceh dari 75,6 persen status “Delivering” pada tahun 2022 menjadi 99,5 persen pada akhir tahun 2023.
Pencapaian ini tidak lepas dari inisiatif Transformasi Pemasok lainnya, misalnya Sawit Terampil yang telah membantu lebih dari 4.000 petani sawit mandiri di Aceh dalam mewujudkan praktik pertanian yang baik (GAP).
Menurut Fauzan, pelatihan ini meningkatkan peluang petani untuk menciptakan perkebunan kelapa sawit yang menguntungkan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
“Petani mandiri merupakan bagian dari rantai pasok perusahaan dan perlu didukung untuk meningkatkan hasil panen, mendapatkan akses pasar, dan mengurangi risiko konversi lahan," ujarnya.
"Di Kabupaten Aceh Utara, ada namanya Perkumpulan Sejahtera Pelita Nusantara (PSPN) yang merupakan sebuah kelompok yang beranggotakan 270 orang petani mandiri," kata dia.
"Mereka berhasil memperoleh sertifikasi Roundtable on Sustainability Palm Oil (RSPO) berkat pendampingan program Sawit Terampil,” jelasnya.







Komentar Via Facebook :