Berita / Nusantara /
Gedenya Duit Yang Dihabiskan Untuk Insentif Biodiesel
Foto tangkapan layar Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan dalam video wabinar yang ditengok Elaeis.co.
Jakarta, Elaeis.co - Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia. Salah satunya membikin campuran solar dan fatty acid methyl ester (FAME) atau biodiesel.
Sejak mulai digarap 2016 lalu, produksi biodesel nasional terus bertambah setiap tahunnya. Bahkan 2019 lalu, jumlahnya mencapai 8,37 kiloliter melebihi target 7,37 juta kiloliter.
Agar terus meningkat, duit insentif yang digelontorkan pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk penerapan biodiesel 30 persen (B30) pada 2020 lalu, mencapai Rp28,3 Triliun.
"Tahun lalu, duit insentif-nya memang gede. Bahkan lebih gede daripada duit peremajaan sawit rakyat (PSR)," kata Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan dalam video wabinar yang ditengok Elaeis.co, Rabu (15/9).
Jika dikalkulasikan kata Johan, 88,5% duit pajak sawit di tahun itu habis untuk insentif Biodiesel. Kendati banyak duit habis kata dia, jumlah yang dihasilkan meningkat menjadi 10 juta kiloliter.
"Memang hasilnya terus meningkat. Tapi, kadang saya berpikir, dapatkah petani sawit rakyat menikmatinya?," kata dia dalam wabinar itu.
Soalnya kata dia, dana peremajaan sawit rakyat yang dialokasikan jauh dibawah duit insentif Biodiesel. Pemerintah melalui BPDPKS mengelontorkan dana replanting sawit hanya Rp5 Triliun lebih. Itupun duitnya tidak habis-habis sejak mulai digelontorkan 2016 lalu.
"Duit yang habis sejak lima tahun terakhir hanya sekitar Rp3 Triliun lebih. Target peremajaan 180 ribu hektare per tahunnya juga tidak tercapai sejak empat tahun terakhir. Kalau tak salah saya setahun hanya sekitar 100 ribu hektare kebun sawit rakyat yang direplanting. Padahal, target sawit rakyat di Indonesia yang berpotensi direplanting seluas 2,7 hektare," kata dia.
"Nah, maksud saya begini, pencapaian biodiesel mestinya digenjot sama dengan PSR. Biar masyarakat juga merasakan manfaat dari keduanya. Terus, jangan lupa juga meningkat produktivitas sawit kita. Soalnya produktivitas sawit Indonesia masih sangat rendah yang hanya 2-3 ton per hektare. Jauh dibanding Malaysia 5-6 ton per hektarnya," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :