Berita / Kalimantan /
Gara-gara ini, Bupati Paser Jadi Nominator Satyalancana Wira Karya
Bupati Paser, dr Fahmi Fadli, bersama Tim Penilai Satyalencana Wira Karya yang juga tim Sekretariat Militer Presiden, Kolonel Caj Sandi. foto: Prokopim Paser
Tana Paser, elaeis.co - Bupati Paser, Kalimantan Timur, dr Fahmi Fadli, menjadi nominator calon penerima Penghargaan Satyalancana Wira Karya.
Satyalencana Wira Karya yang merupakan tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada warganya yang telah memberikan darma bakti yang besar kepada negara dan bangsa sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain.
Fadli merupakan satu-satunya kepala daerah di Kalimantan yang mendapatkan nominasi tanda kehormatan tersebut. Paser sendiri masuk dalam nominasi lima besar se-Indonesia.
Fadli terpilih sebagai nominator karena dinilai berhasil memajukan pertanian di Paser. Dia juga dinilai berperan aktif mendapatkan dana hibah bank dunia melalui kebijakan penerbitan SK dan peta indikatif Areal Nilai Konservasi Tinggi (ANKT).
Saat menerima kunjungan verifikasi lapangan Tim Penilai Satyalencana Wira Karya yang juga tim Sekretariat Militer Presiden, Kolonel Caj Sandi MSi (Han), beserta anggota tim, Fadli menjelaskan bahwa sejak masa kampanye dulu dia sudah menjadikan pertanian sebagai salah satu program prioritasnya.
Setelah menjabat, dia membuat regulasi yakni Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan Lahan nomor 2 tahun 2021 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Pada tahun 2022 dia juga mengeluarkan keputusan Bupati Paser Nomor 525/KEP-73/2022 tentang Penetapan Peta Indikatif Perlindungan dan Pengelolaan Areal dengan Nilai Konservasi Tinggi pada Kawasan Peruntukan Perkebunan di Wilayah Kabupaten Paser.
Berkat kebijakan ini, maka banyak perubahan signifikan di Paser. "Luas tanaman sawit meningkat menjadi 201.168,42 hektar, yang sebelumnya 175.042,75 hektar. Penerbitan 3.219 Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB), kemudian meningkatnya jumlah alat dan mesin pertanian dengan dana Rp 1 milyar setiap tahunnya sehingga produksi padi surplus 1.321,76 ton," papar Fahmi melalui keterangan resmi Humas Pemkab Paser.
"Surplus beras menjadi cadangan pangan yang dibeli oleh Dinas Ketahanan Pangan. Selain untuk berjaga-jaga jika ada bencana, pembelian oleh pemerintah bertujuan melindungi petani agar mendapatkan harga jual yang layak," tambahnya.
Perubahan positif lainnya yaitu terbangunnya 12 mini ranch penggembalaan sapi yang efektif dan ekonomis, terbangunnya sentra pengembangan cabai di Kecamatan Tanah Grogot, Long Kali dan Batu Engau, sentra pengembangan bawang merah di Kecamatan Batu Engau, Kuaro dan Muara Komam. Kemudian adanya kampung-kampung hortikultura masing-masing komoditi salak di Tanah Grogot, kelengkeng di Kuaro, rambutan di Long Ikis, durian di Long Kali, jeruk di Pasir Belengkong, lai di Batu Sopang, alpukat di Muara Komam, langsat di Muara Samu dan pisang di Batu Engau.
Fahmi mengungkapkan bahwa Paser telah berhasil turut serta menurunkan efek gas rumah kaca (GRK) melalui program REDD+ dan Forest Carbon Partnership Facility (FCPF-Carbon Fund). Paser mendapatkan dana hibah dari Bank Dunia sebesar Rp 6,3 milyar.
"Untuk mendapatkan Carbon Fund, diterbitkan SK dan Peta Indikatif ANKT dalam upaya mewujudkan perlindungan areal yang tidak bisa dilakukan budidaya kelapa sawit baik oleh perusahaan dan masyarakat," jelasnya.
Sandi memuji Fadli karena hanya dalam waktu dua tahun menjabat sudah banyak pencapaian yang diraih, termasuk kebijakan tentang kelapa sawit. "Saya dan tim sudah melihat langsung program yang dilaksanakan Pemkab Paser," ucapnya.
Saat berkunjung ke Desa Saing Prupuk Kecamatan Batu Engau, tim melihat mini ranch Siska atau Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit yang dikelola Kelompok Tani Gawi Bersama. Di areal kebun sawit petani terdapat 300-an ekor sapi baik yang dilepas maupun di kandang.
Di Desa Klempang Sari Kecamatan Kuaro, tim melihat kampung hortikultura dengan komoditi buah kelengkeng. Desa ini juga memiliki mini ranch di mana sapi yang dipelihara di area sawit.







Komentar Via Facebook :