https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

GAPKI Edukasi Generasi Muda Kaltim Lewat Sobat Sawit Goes to School

GAPKI Edukasi Generasi Muda Kaltim Lewat Sobat Sawit Goes to School

Kegiatan edukatif “Sobat Sawit (SoSwit) Goes to School” di SMKN 3 PPU. Foto: ist.


Penajam, elaeis. co – Industri kelapa sawit sering dipersepsikan negatif akibat isu lingkungan dan sosial, padahal kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia sangat signifikan. Kurangnya pemahaman terhadap industri ini membuat pelajar dan mahasiswa sering salah paham sehingga dibutuhkan edukasi yang menyasar generasi muda secara objektif.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melalui Bidang Kampanye Positif, khususnya program kompartemen sektor pendidikan, menginisiasi kegiatan edukatif “Sobat Sawit (SoSwit) Goes to School” di SMKN 3 Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (kaltim). Kegiatan ini melibatkan siswa dari beberapa sekolah di Kabupaten PPU bekerja sama dengan GAPKI Cabang Kaltim dan didukung anggota GAPKI, yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk. (AAL) melalui anak perusahaannya, PT Waru Kaltim Plantation (WKP) dan PT Sukses Tani Nusasubur (STN).

Ketua GAPKI Cabang Kalimantan Timur, Rachmat Perdana Angga, menekankan pentingnya kegiatan ini. “Masih banyak informasi yang salah kaprah tentang industri kelapa sawit. Ada yang melihat sawit hanya dari sisi negatifnya saja. Akan tetapi, faktanya sawit memiliki kontribusi besar terhadap lingkungan, sosial, dan pembangunan berkelanjutan. Edukasi seperti Sobat Sawit sangat penting untuk memberi pemahaman yang benar kepada generasi muda,” jelasnya dalam keterangannya dikutip Ahad (24/8).

“Sawit tidak hanya soal perkebunan. Industri ini membuka lapangan kerja luas, menggerakkan UMKM, hingga berperan dalam energi terbarukan. Kegiatan hari ini memberi ruang bagi generasi muda mengekspresikan kreativitas dan ide-ide baru yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Winarno, mengapresiasi kegiatan ini. “Program ini menjadi ruang literasi penting bagi siswa, apalagi didukung dengan lomba karya ilmiah. Kami sangat mendukung kegiatan positif seperti ini dan berharap bisa diperluas dengan kolaborasi lintas sekolah maupun instansi terkait,” ujarnya.

Kepala SMKN 3 PPU, Nurlaili Sunawardhani, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepercayaan GAPKI dan dukungan yang diberikan. “Banyak yang menilai sawit hanya dari sisi negatif, padahal industri ini memberikan kontribusi besar bagi ekonomi nasional, lingkungan, hingga peluang kerja. Melalui kegiatan ini, siswa belajar langsung dari narasumber kompeten mengenai praktik sawit berkelanjutan,” ujar Nurlaili.

Vice President Operasional area Kalimantan Timur, Januar Wahyudi, menekankan bahwa pendidikan vokasi memegang peran strategis dalam menyiapkan generasi muda yang siap bekerja di sektor sawit.
“Lulusan SMK adalah tenaga siap kerja. Mereka bisa menjadi entrepreneur maupun profesional. Dengan Indonesia menyumbang 58% produksi sawit global, peluang kerja di sektor ini sangat luas,” jelas Januar.

Dia menambahkan, kebutuhan tenaga kerja tidak hanya di perkebunan, tetapi juga operator pabrik, logistik, manajemen, hingga industri turunan seperti minyak goreng, sabun, biodiesel, dan kosmetik. “Dengan kurikulum SMK agribisnis yang selaras kebutuhan industri, lulusan memiliki keterampilan praktis dan siap bekerja tanpa harus menunggu jenjang pendidikan lebih tinggi. Sekolah vokasi mempersiapkan siswa untuk langsung terjun ke dunia kerja atau bahkan menjadi wirausahawan,” tukasnya.

Bidang Kampanye Positif Komp. Pendidikan Dasar & Menengah GAPKI, Intan Nurcahayani, menekankan bahwa sawit ada di sekitar kita setiap hari. “Banyak yang mengira sawit hanya jadi minyak goreng, padahal sabun, kosmetik, skincare, dan cokelat semuanya mengandung turunan sawit. Keberadaan industri sawit membawa multiplier effect, dari perbaikan jalan hingga ekonomi masyarakat tumbuh,” sebutnya.

Ia menegaskan, tudingan bahwa sawit penyebab utama deforestasi dan kebakaran tidak selalu benar. “Perusahaan menerapkan Zero Burning dan program konservasi. Generasi muda harus mampu menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh hoaks,” tegasnya.

Kegiatan ini juga diisi penyerahan bantuan berupa panel surya, instalasi hidroponik, dan bibit tanaman buah kepada SMKN 3 PPU. Semua pihak berharap, program ini dapat menumbuhkan generasi muda yang kreatif, peduli lingkungan, dan mampu memanfaatkan peluang di industri kelapa sawit. “Masa depan sawit ada di tangan generasi muda. Dari tangan kalian, limbah bisa menjadi berkah,” pungkas Angga.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :