Berita / Nasional /
GAPKI Catat TBS Sawit Naik 10%, Cuaca Mendukung Jadi Faktor Utama
 
                Ilustrasi - dok.elaeis
Jakarta, elaeis.co - Produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit Indonesia menunjukkan tren positif sepanjang 2025.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, beberapa wilayah mengalami kenaikan produktivitas TBS hingga 10 persen dibanding tahun lalu, dan salah satu faktor utama di balik lonjakan ini adalah kondisi cuaca yang relatif bersahabat.
Sekretaris Jenderal GAPKI, Hadi Sugeng, menekankan bahwa dua tahun terakhir cuaca cukup stabil tanpa gangguan besar akibat El Nino atau La Nina.
“Cuaca yang mendukung membuat tanaman bisa dirawat lebih optimal. Petani punya cukup waktu untuk pemeliharaan, sehingga hasil TBS meningkat,” ujar Hadi dalam konferensi pers, Selasa (28/10).
Data GAPKI menunjukkan, sepanjang Januari–Agustus 2025, produksi minyak sawit mentah (CPO) naik 13 persen menjadi 39 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jika tren positif ini berlanjut, total produksi sawit nasional diperkirakan mencapai 56–57 juta ton, sedikit di atas capaian tahun lalu. Hadi optimis, pertumbuhan bisa tetap berada di kisaran 10 persen hingga akhir tahun.
Selain cuaca, produktivitas TBS juga didorong oleh praktik pemeliharaan kebun yang lebih baik dan manajemen panen yang efisien. Dengan kondisi iklim stabil, petani dan perusahaan bisa fokus pada peningkatan hasil tanpa perlu memperluas lahan.
“Fokus perawatan dan panen yang optimal menjadi kunci utama,” tambah Hadi.
Kondisi positif ini juga tercermin pada konsumsi domestik dan ekspor sawit. Konsumsi dalam negeri naik sekitar 5 persen, terutama didorong sektor industri pangan, oleokimia, dan biodiesel.
Sementara ekspor sawit dan turunannya tumbuh 15,3 persen, seiring membaiknya harga CPO dan stabilnya pasar global. Permintaan luar negeri mulai menguat dari Uni Eropa, Afrika, dan beberapa negara Timur Tengah, meski ada sedikit koreksi di India dan Tiongkok.
GAPKI menilai, peningkatan produktivitas TBS yang didukung cuaca bersahabat menjadi momentum penting bagi petani dan pelaku industri. Dengan manajemen kebun yang tepat, hasil TBS yang lebih tinggi bisa dicapai tanpa menambah luasan lahan, sekaligus menjaga keberlanjutan industri sawit nasional.
Optimisme ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap mampu menjadi pemain utama di pasar sawit global, sambil mendukung kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas pasokan dalam negeri.







Komentar Via Facebook :