Berita / Lingkungan /
Gandeng ITPC, APHI Siapkan Jurus Selamatkan Gambut dan Lawan Krisis Iklim
APHI menggandeng ITPC untuk memulihkan ekosistem gambut sekaligus menekan emisi.
Jakarta, elaeis.co - Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan International Tropical Peatlands Center (ITPC) resmi teken MoU untuk kerja sama penyelamatan dan pengelolaan lahan gambut tropis secara berkelanjutan.
Penandatanganan berlangsung di Gedung Manggala Wanabakti, Jumat (31/10), dan langsung jadi sorotan karena dampaknya dinilai bakal “mengubah peta” pengelolaan hutan di Indonesia.
Kerja sama ini bukan sekadar seremoni foto dan tanda tangan. APHI dan ITPC sepakat naik level, menyatukan kekuatan sains dan sektor bisnis demi mengawal salah satu target iklim paling ambisius Indonesia yaitu FOLU (Forestry and Other Land Uses) Net Sink 2030.
Bahasa simpelnya, Indonesia mau mencapai kondisi di mana sektor kehutanan bisa menyerap emisi lebih banyak daripada yang dilepas dan gambut jadi kuncinya.
Ketua Umum APHI, Soewarso, menyebut kerja sama ini sebagai “jembatan emas” antara peneliti dan pengusaha hutan untuk memastikan hasil riset tidak hanya jadi laporan, tapi berubah menjadi aksi nyata di lapangan.
“Kerja sama ini menjembatani dunia sains dan dunia bisnis untuk mengubah hasil riset menjadi aksi nyata dalam mendukung tujuan iklim global,” tegas Soewarso.
Intinya, APHI tak mau cuma jadi penonton. Mereka siap mengerahkan perusahaan anggotanya untuk mendukung restorasi dan konservasi gambut di kawasan hutan.
Termasuk merancang model bisnis hijau yang bisa nyambung dengan skema pasar karbon global, alias cuan lingkungan yang halal dan berkelanjutan.
Dari pihak ITPC, Agus Justianto menggarisbawahi bahwa ini contoh ideal kolaborasi: ilmuwan bawa teknologi dan data, sektor swasta bawa aksi dan sumber daya.
“Ilmu pengetahuan dan sektor swasta bersatu untuk tujuan yang sama: melindungi dan memulihkan ekosistem gambut tropis,” ujar Agus.
Ia menegaskan kerja sama ini akan menyasar keseimbangan antara iklim, keanekaragaman hayati, dan manfaat untuk masyarakat sekitar.
Bagian rencana kerja samanya juga mulai digodok cukup agresif. ITPC akan ambil peran sebagai penyedia riset, kajian teknis, dan pelatihan.
Di sisi lain, APHI menyiapkan akses lapangan, memfasilitasi implementasi, sekaligus mendorong para anggotanya menerapkan standar pengelolaan gambut yang lebih ramah lingkungan.
Ruang lingkup programnya cukup luas. Nantinya akan ada kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas bagi pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat sekitar kawasan hutan.
Restorasi gambut juga bakal dilakukan dengan pendekatan yang mengandalkan data ilmiah, bukan sekadar coba-coba.
Selain itu, kerja sama ini ikut membuka peluang pengembangan industri berbasis hutan yang tetap membawa keuntungan tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
MoU ini berlaku lima tahun dan bisa diperpanjang. Evaluasi berkala bakal dilakukan untuk memastikan kerja samanya bukan sekadar wacana, tapi benar-benar ngegas di lapangan.







Komentar Via Facebook :