Berita / Sumatera /
FMBP Bertindak Anarkis, Karyawan PT Agricinal Dilempari Batu
Karyawan PT Agricinal, Ozy Syahputra terkena lemparan batu pada saat mengusir FMBP meninggalkan HGU PT Agricinal, Senin 23 Desember 2024. Foto: Sangun Doya
Bengkulu Utara, Elaeis.co – Ratusan anggota Forum Masyarakat Bumi Pekal (FMBP) melakukan aksi anarkis kepada sejumlah karyawan PT Agricinal pada Senin, 23 Desember 2024. Insiden ini bermula saat karyawan perusahaan bersama aparat kepolisian mencoba mengusir FMBP yang sudah lebih dari satu bulan menduduki area hak guna usaha (HGU) perusahaan.
Salah satu karyawan PT Agricinal, Ozy Syahputra mengatakan, sejak 6 November 2024, FMBP memblokir jalan masuk perusahaan dan melarang operasional, termasuk pengangkutan minyak kelapa sawit (CPO). Akibatnya, aktivitas perusahaan terhenti total.
"Kami pada Desember 2024 ini belum menerima gaji dan THR karena perusahaan tidak bisa beroperasi," keluh Ozy, Selasa 24 Desember 2024.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Mengesankan, Kaltim Masih Tergantung pada Batu Bara dan Sawit
Saat proses pengusiran berlangsung, FMBP menolak untuk meninggalkan lokasi HGU milik PT Agricinal. Situasi memanas ketika mereka mulai melempar batu ke arah karyawan dan aparat yang hadir. Beberapa orang karyawan dilaporkan terluka akibat lemparan batu tersebut.
"Saya salah satu karyawan yang menjadi korban pelemparan batu yang dilakukan oleh FMBP," ujar Ozy.
Baca juga: Tak Punya Sawah, Pekanbaru Bakal Produksi Padi, Begini Caranya
Ozy mengaku, dirinya bersama ratusan karyawan lainnya mengusir FMBP secara baik-baik tanpa adanya kekerasan. Namun pihak FMBP merespon hal tersebut dengan tindakan anarkis. Mereka tetap mengancam tidak mau meninggalkan lahan HGU PT Agricinal jika belum diberi tanah oleh perusahaan.
"Kami hanya ingin bekerja kembali seperti biasa, tapi malah disambut kekerasan. Beberapa rekan kami terluka,” ujar Ozy dengan nada sedih.
Direktur Keuangan PT Agricinal, Daniel Manurung juga menyatakan kerugian besar akibat aksi blokade yang dilakukan FMBP. Bahkan hal itu telah membuat kegiatan operasional perusahaan terhenti. Penghentian operasional telah menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, termasuk tertundanya pembayaran gaji dan tunjangan karyawan.
"Kami memahami frustrasi para karyawan, tetapi kami meminta semua pihak untuk tetap tenang," tutupnya.







Komentar Via Facebook :