Berita / Komunitas /
Fisip Unri Jatuh Hati Pada 'Daerah Tiga Matra Strategis' ini
Suasana pada FGD yang ditaja oleh FISIP UNRI bersama Pemkab Bengkalis di Novotel Pekanbaru, tadi pagi. foto: ist
Pekanbaru, elaeis.co - Ada yang kelihatan unik di Ballroom Hotel Novotel di kawasan jalan Riau Pekanbaru itu hari ini. Akademisi, peneliti dan Gurubesar Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Riau (FISIP-UNRI) berbaur dengan sejumlah pejabat daerah Kabupaten Bengkalis di sana dalam semangat kolaboratif.
Merakit helat Focus Group Discussion (FGD) bertajuk; Model dan Kebijakan Pengembangan Wetland, Modal Sosial Pengelolaan Sumber Daya Lokal, Wilayah Perbatasan, Mitigasi Bencana dan Digitalisasi dalam Menegakkan Marwah Negeri Maju Masyarakat Sejahtera.
Yang membikin FGD yang sempat molor dari bulan Juli itu semakin unik, sesi pembukaan diselingi penampilan seni tradisi dan kontemporer. Matrok, akustik gambus yang berkolaborasi dengan mini teater Selembayung teraju Fedli Azis.
Penampilan kebudayaan itu telah memberi rasa dan warna serba baru dan merdu dalam setiap helat yang dihidang oleh FISIP UNRI.
Sebab cara-cara semacam itulah yang menjadi azam besar Dekan FISIP UNRI Dr. Meyzi Heriyanto. Bahwa di setiap acara ilmiah yang dilangsungkan oleh FISIP UNRI, musti diberi makna kebudayaan dan konteks ruang lokal yang menyemangatinya.
Sebab UNRI --- khususnya FISIP --- tidak berdiri di atas ruang kosong, tapi ruang-ruang itu sudah diisi dengan sejumlah dambaan kolektif, ingatan kolektif dan kecerdasan lokal yang sudah terawat ratusan tahun.
"Sains yang berdiri dan berlari di atas landas pacu kaidah lokal, lebih bermakna di depan cermin dunia," lelaki 47 tahun itu merefleksi falsafati dalam belaian pagi.
Tindak-laku kolaborasi dengan Pemkab Bengkalis ini kata Meyzi akan dijahit lebih detail melalui SKPD, lewat renjana terdalam collaborative gonernance.
Aktual dari pekerjaan riset dan pengabdian pada masyarakat yang bersumber dari pendanaan rutin FISIP UNRI itu akan digiring ke muara yang lebih besar, berupa riset aksi (action research) demi menghasilkan policy brief yang lebih taktis dan strategis.
Yang pasti, memanfaatkan sumberdaya akademis di Universitas yang ada di Riau --- salah satunya UNRI --- bakal lebih bermakna strategis bagi kabupaten-kota yang ada di Riau.
Makna strategis itu antara lain; peningkatan sumberdaya manusia, pola kerjasama antar bidang, manajemen dan perencanaan.
Soalnya, akademisi tahu lebih banyak dan mendalam tentang fenomena daerah. Jadi, segala perbuatan saintifik akan lebih teruji dan terukur dalam ranah tanggung-jawab keilmuan dan sosial.
Pelibatan mahasiswa dalam riset dan pengabdian pada masyarakat, selain mengusung tugas tridharma, juga sekaligus menjadi ladang pelatihan kepekaan sosial (social sense) dan manajerial kepada mahasiswa. Belum lagi sebagai ajang mengasah kemampuan relasional (kecerdasan sosial) tentunya.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi wahana pacu, tidak saja dalam tema percepatan studi, tapi juga pendorong selasar "pengalaman langsung" dan "kehangatan" dengan dunia empiris, khususnya dunia kerja atau dunia post scholar (pasca pendidikan).
Wakil Dekan 1 FISIP UNRI yang juga Ketua Panitia FGD, Dr. Auradian Marta menimpali, moda kolaborasi tadi sekaligus sebagai upaya endorsemen lebih tinggi.
Menjadi ajang tampil menawan dan mempesona di panggung dunia lewat publikasi artikel di jurnal internasional, prosiding internasional dan seminar internasional.
Dengan usungan tema praksis lokal, kaidah dan kearifan lokal, kecerdasan digital pemerintahan lokal, kecerdikan dan responsi era digital (masyarakat akademik dan masyarakat luas).
Termasuk juga fenomena "mengkota" (urbanized) sederet titik gemuruh di Kabupaten Bengkalis. Kawasan sub-urban wilayah eksplorasi perminyakan Pinggir dan Mandau khususnya.
Tak ketinggalan, responsi resiliensi batas negara dengan segala bencana ekologis yang menyertainya di kawasan pulau terluar.
Sesi penyampaian risalah riset dan pengabdian pada masyarakat pun disampaikan. Tema dan isu riset itu disejalankan dengan alur dan track OPD.
Di sini SKPD atau OPD datang selaku "peminat" tema, diteruskan dalam tindak "gathering" atau pun "belanja" topik atau tema (topic and theme shopping).
Lewat selasar "belanja topik" ini diharapkan akan mempertemu "urat sirih" dan selera tema dan model kerja SKPD.
Dan kedepan, ada harapan agar Pemda Bengkalis bisa merakit ruang dan fasilitasi yang bisa disumbangkan selain dalam bentuk data-data sekunder yang diperlukan sebagai rujukan dan komparasi bagi tim peneliti dan pengabdian.
Maklum, tahun ini, massifikasi riset bergemuruh di serata daerah yang memiliki tiga matra strategis itu; pulau terluar, garis pantai timur Sumatra dan perairan umum (aquatik) dalam modus badan-badan air tawar-payau.
FISIP Unri jatuh hati dan menandungkan "cinta" kepada Kabupaten terkaya di Riau ini. Cinta itu dilansir jadi perbuatan saintifik (riset sosial) dan pengabdian pada masyarakat.
Tak tanggung-tanggung, 27 Kelompok Jabatan Fungsional Dosen (KJFD) mengampu riset dan 26 kegiatan dalam semangat era digital.
Kearifan lokal di sela FGD FISIP UNRI-Pemkab Bengkalis. foto: ist
Isu dan tema yang terhimpun mencakup; mitigasi bencana, kerentanan wetland (gambut dan aluvial), modal sosial local resourches, manajemen sumberdaya, kawasan perbatasan dan pulau terluar, zona aquatika
(tawar dan payau), dalam interaksinya dengan masyarakat sebagai penyokong gaya planetaria.







Komentar Via Facebook :