Berita / Sumatera /
Fasilitas Pelabuhan Lengkap, tapi Ekspor Komoditas Unggulan Belum Maksimal
Pelabuhan Kreung Geukuh Aceh Utara. Foto: Dishub Aceh
Banda Aceh, elaeis.co – Provinsi Aceh memiliki beberapa pelabuhan yang cukup representatif dan terbuka untuk perdagangan internasional. Potensi ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha untuk kegiatan ekspor impor komoditas asal Aceh sehingga berbagai produk asal Aceh lebih mudah dipasarkan ke luar negeri dengan harga yang bersaing.
Salah satu pelabuhan yang siap memfasilitasi perdagangan luar negeri adalah Pelabuhan Krueng Geukueh di Aceh Utara.
Kepala Dinas Perhubungan (dishub) Aceh, Teuku Faisal, mengatakan, sarana dan prasarana serta aktifitas bongkar muat di pelabuhan tersebut sudah sangat mendukung untuk kegiatan ekspor impor.
“Pelabuhan Krueng Geukuh telah memenuhi sertifikasi internasional SOCPH dan menerapkan ISPS Code. Pelabuhan ini juga telah melakukan beberapa kali kegiatan ekspor.” katanya melalui keterangan resmi Dishub Aceh, baru-baru ini.
Meski begitu, volume ekspor melalui pelabuhan tersebut belum maksimal seperti yang diharapkan. Itu sebabnya dia menekankan tentang pentingnya produk asal Aceh dikonsolidasikan dengan baik agar secara volume mencukupi untuk diangkut dengan kapal laut.
Menurutnya, upaya meningkatkan penggunaan pelabuhan di Aceh perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah Aceh sendiri saat ini bersama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sedang menyusun Rancangan Qanun (raqan) tentang Tata Niaga Komoditas Aceh (TNKA). Regulasi ini nantinya antara lain mengatur agar komoditas unggulan Aceh wajib diekspor melalui pelabuhan di Aceh.
"Standar pelayanan minimum di pelabuhan harus benar-benar dipersiapkan sebaik mungkin agar tidak ada kendala saat Qanun TNQA telah disahkan," tukasnya.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) (Persero) Cabang Lhokseumawe, Joni Hutama, menyebutkan, dalam tiga tahun terakhir pergerakan distribusi logistik dalam negeri yang keluar dari Aceh didominasi oleh komoditi curah
"Seperti minyak mentah, semen, pupuk, dan gas alam," ungkapnya.
Fakta itu sangat disayangkan mengingat masih banyak komoditas unggulan Aceh lainnya yang seyogyanya dapat didistribusikan melalui pelabuhan Krueng Geukuh.
“Kita memiliki potensi pemanfaatan shore base oil dan potensi ekspor kopi, cangkang sawit, serta curah minyak sawit,” sebutnya.
Selama ini minyak sawit (CPO) dan cangkang sawit dari Aceh lebih banyak dibawa lewat jalur darat lalu diekspor melalui provinsi tetangga.
"Pada prinsipnya Pelindo mendukung penuh Raqan TNKA ini. Fasilitas yang tersedia di pelabuhan sudah cukup lengkap, ada 6 dermaga, gudang, crane, lapangan penumpukan, forklift, dan fasilitas pendukung lainnya," bebernya.
Sementara itu, Ketua Tim Pansus Penyusunan Raqan TNKA DPRA, Yahdi Hasan, menyebutkan bahwa penyusunan raqan tersebut terus dikebut agar dapat disahkan pada akhir tahun ini sehingga dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan rakyat Aceh.
“Qanun ini diharapkan dapat memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD), memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan mengurangi kerusakan jalan akibat seringnya dilalui kendaraan berat,” imbuhnya.







Komentar Via Facebook :