https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

FAO Puji Inovasi BRIN Soal Peternakan Sapi di Lahan Sawit, Masuk 50 Terbaik dari 72 Negara

FAO Puji Inovasi BRIN Soal Peternakan Sapi di Lahan Sawit, Masuk 50 Terbaik dari 72 Negara

FAO 2025 Global Conference on Suistainable Livestock Transformation, Foto :Ist


Jakarta, elaeis.co – FAO menobatkan inovasi BRIN soal integrasi peternakan sapi di lahan sawit sebagai salah satu dari 50 praktik terbaik dunia. Riset ini buktikan Indonesia mampu jadi pemain utama pangan berkelanjutan.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bikin bangga Indonesia di kancah dunia. Inovasi anak bangsa soal sistem peternakan sapi di lahan sawit berhasil menarik perhatian Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Bahkan, riset ini masuk daftar 50 praktik terbaik dunia dalam ajang “FAO 80 Recognition of Good Practices and Innovations in Sustainable Livestock Transformation, One Health, Animal Health, and Reference Centres.”

Pengakuan internasional ini diberikan kepada Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN, yang per September 2025 berubah nama menjadi Pusat Riset Sistem Industri dan Manufaktur Berkelanjutan (PR SIMB).

Prestasi ini bukan kaleng-kaleng, dari total 407 aplikasi inovasi dari 72 negara, hanya 50 yang dinilai paling berpengaruh dalam mendorong transformasi sistem peternakan berkelanjutan di dunia. Salah satunya datang dari Indonesia lewat inovasi yang mengusung konsep peternakan sapi terintegrasi di area perkebunan kelapa sawit.

Judul riset yang bikin BRIN dilirik dunia ini adalah.“Turning waste into a resource: Integrated oil palm-livestock innovations for sustainable food systems resilience.”

Intinya, riset ini menawarkan sistem yang memadukan kebun sawit dengan peternakan sapi secara efisien, minim limbah, dan ramah lingkungan. Limbah sawit yang biasanya terbuang bisa diolah jadi pakan ternak, sementara kotoran sapi bisa dimanfaatkan kembali untuk pupuk.

Semua saling menguntungkan, hemat biaya, dan lebih ramah lingkungan. Cocok buat Indonesia yang punya jutaan hektare lahan sawit!

FAO menilai inovasi BRIN punya dampak nyata karena mengusung pendekatan One Health, kombinasi sehat untuk manusia, hewan, dan alam. Pendekatan ini dianggap jadi masa depan sistem pangan dunia karena bisa meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.

Kepala PR SIMB BRIN, Nugroho Adi Sasongko, menyebut penghargaan ini jadi bukti bahwa hasil riset Indonesia mulai diakui dunia. Ia menegaskan, riset yang mereka kembangkan bukan cuma soal teori laboratorium, tapi benar-benar bisa diterapkan langsung di lapangan.

“Penghargaan ini menunjukkan kerja keras para peneliti Indonesia yang mendapat perhatian dunia. Kami akan terus memperkuat kolaborasi lintas disiplin dan memastikan hasil riset dapat diterapkan untuk mendukung keberlanjutan sektor peternakan nasional,” katanya.

Capaian ini membuat BRIN makin percaya diri untuk mendorong inovasi peternakan yang lebih berkelanjutan di tanah air. Bukan cuma bikin Indonesia makin diperhitungkan di level global, riset ini juga membuka peluang kerja sama internasional yang lebih luas dengan FAO dan negara-negara lainnya.

BRIN menegaskan komitmennya untuk terus mempercepat lahirnya inovasi sektor pangan dan peternakan yang tidak hanya kuat secara produksi, tapi juga ramah lingkungan, efisien, dan relevan dengan tantangan global.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :