Berita / Nasional /
Ekspor Sawit RI Melejit 20%, Jadi Penyelamat Neraca Dagang April 2025
Ilustrasi/Dok.elaeis
Jakarta, elaeis.co - Ekspor kelapa sawit Indonesia melonjak 20% pada April 2025, jadi penyelamat utama neraca dagang nasional saat komoditas lain merosot.
Komoditas kelapa sawit kembali menunjukkan dominasinya sebagai andalan ekspor Indonesia. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya melonjak 20 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada April 2025.
Lonjakan ini menjadikan sawit sebagai penyelamat neraca perdagangan Indonesia di tengah tekanan terhadap komoditas lain, seperti batu bara.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa total ekspor Indonesia pada April 2025 mencapai US$20,74 miliar atau setara Rp326 triliun. “Dibandingkan April 2024, nilai ekspor ini naik 5,76 persen. Ekspor nonmigas menyumbang sebesar US$19,57 miliar, tumbuh 7,17 persen secara tahunan,” ungkap Pudji dalam konferensi pers virtual, Senin (2/6).
Menurutnya, minyak kelapa sawit dan produk olahannya menjadi penyumbang tertinggi dalam pertumbuhan ekspor nonmigas. “Ini menunjukkan bahwa sektor agroindustri berbasis sawit masih menjadi tulang punggung perdagangan luar negeri Indonesia,” ujar Pudji.
Berdasarkan data BPS, beberapa komoditas lain yang turut menopang ekspor April 2025 antara lain logam dasar besi, kimia organik, dan nikel. Namun, di antara semua, produk sawit mencatatkan pertumbuhan paling signifikan. Di sisi lain, ekspor batu bara justru mengalami penurunan tajam hingga 19,74 persen secara tahunan, mengindikasikan adanya pergeseran kontribusi komoditas terhadap ekspor nasional.
Permintaan sawit Indonesia yang tetap tinggi dari negara mitra dagang utama menjadi pendorong utama kenaikan ini. India dan Tiongkok tercatat sebagai dua negara tujuan ekspor terbesar untuk produk CPO Indonesia. Sepanjang Januari hingga April 2025, ekspor nonmigas Indonesia ke India mencapai US$5,59 miliar. Dari jumlah tersebut, kontribusi terbesar berasal dari lemak dan minyak hewani/nabati—termasuk produk sawit.
“CPO masih mendominasi struktur ekspor kita ke India, bersaing ketat dengan bahan bakar mineral dan produk besi baja,” kata Pudji.
Secara kumulatif, ekspor Indonesia selama Januari–April 2025 tercatat sebesar US$87,36 miliar, tumbuh 6,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Komoditas kelapa sawit kembali membuktikan perannya sebagai motor penggerak ekspor nonmigas nasional, terutama saat sektor lain mulai melemah.
Melihat tren positif ini, banyak analis memperkirakan ekspor sawit akan tetap stabil, bahkan berpotensi meningkat, seiring membaiknya permintaan global serta adanya pelonggaran hambatan perdagangan dari beberapa negara mitra.
Dengan peran vital yang dimainkannya, kelapa sawit tidak hanya menopang kinerja ekspor nasional, tetapi juga menjadi pilar penting dalam menjaga keseimbangan neraca perdagangan Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.







Komentar Via Facebook :