Berita / Internasional /
Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Rusia Diprediksi Bakal Tembus 1 Juta Ton
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono menghadiri acara Forum Bisnis Rusia-Indonesia. foto: Dok. GAPKI
Jakarta, elaeis.co – Indonesia terus mendorong ekspor minyak sawit ke Rusia. Salah satunya dengan menggelar Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang dilangsungkan di Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Roscongress di bawah merek Roscongress International dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Forum ini turut melibatkan Pusat Ekspor Rusia (REC) untuk membahas kerja sama perekonomian kedua negara. Lebih dari 30 perusahaan Rusia, termasuk produsen solusi digital, produk makanan, peralatan khusus, dan industri lainnya, hadir pada ajang ini.
Dalam dua tahun terakhir, pengiriman minyak sawit ke Rusia terus meningkat. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan, ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia pada tahun 2024 mencapai 680 ribu ton.
“Saya kira meningkat kalau dibandingkan dengan 2023, sekitar 13 persen,” kata Eddy dalam keterangannya dikutip Sabtu (26/4).
Berdasarkan angka itu, dia memprediksi ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Rusia dalam waktu dekat bisa menembus 1 juta ton. "Kita optimistis target itu dapat tercapai secepatnya," tukasnya.
Eddy juga mengungkap bahwa minyak sawit yang diekspor ke Rusia sudah berbentuk minyak sawit olahan atau refined palm oil, yakni produk turunan kelapa sawit yang dihasilkan dari proses pemurnian CPO (Crude Palm Oil).
Diakuinya, minyak sawit Indonesia memiliki pesaing di Rusia, yaitu minyak bunga matahari. Meski begitu, dia yakin minyak sawit masih menjadi primadona di Rusia, khususnya di industri makanan. “Memang ada produk-produk sawit yang tidak bisa digantikan minyak nabati lain,” ujarnya.
Dia berharap pertemuan dengan para pemangku kepentingan dari Rusia dapat mempererat kerja sama Indonesia dan Rusia dalam perdagangan minyak kelapa sawit ke depan.
“Gapki juga berharap agar Rusia dapat berperan sebagai hub ekspor ke negara-negara di Asia Tengah, terutama yang tidak memiliki kelapa sawit, seperti Uzbekistan, Pakistan, dan Tajikistan,” tuturnya.







Komentar Via Facebook :