https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,08 persen di Tahun 2023, Begini Andil Sawit

Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,08 persen di Tahun 2023, Begini Andil Sawit

Infografis (BPS)


Palembang, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tumbuh kuat selama tahun 2023.

Kepala BPS Provinsi Sumsel, M Wahyu Yulianto menjelaskan, perekonomian Provinsi Sumsel tahun 2023 yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 629,10 triliun dan PDRB per kapita mencapai Rp 71,95 juta.

"Ekonomi Provinsi Sumatra Selatan tahun 2023 tumbuh sebesar 5,08 persen," sebutnya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (17/2).

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 13,14 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 6,78 persen.

Ekonomi Provinsi Sumatra Selatan triwulan IV-2023 terhadap triwulan IV-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV-2023 yakni sebesar 13,56 persen. Sedang dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yaitu sebesar 7,70 persen.

Ekonomi Provinsi Sumatra Selatan triwulan IV-2023 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,90 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 12,38 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Impor Luar Negeri yang menjadi faktor pengurang dalam PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 20,42 persen.

Kontraksi secara q-to-q itu disebabkan penurunan produksi padi gabah kering giling (GKG) sebesar 61,29 persen, produksi batubara turun 24,93 persen, dan produksi karet turun  10,51 persen.

Sementara laju pertumbuhan y-on-y terkoreksi karena menurunnya produksi pada GKG sebesar 16,87 persen, batu bara naik 4,71 persen, serta produksi CPO dan palm kernel naik 0,63 persen.

Lalu secara c-to-c ada kenaikan produksi kelapa sawit 4,49 persen, batu bara naik 13 persen dan jumlah kendaraan meningkat 4,96 persen.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :